JANTHO – Warga dusun Lamseunong, Gampong (desa) Kajhu, kecamatan Baitussalam, Aceh Besar, dihebohkan dengan penemuan jenazah yang menjadi korban tsunami tahun 2004 silam, Rabu, (19/12/2018). Sedikitnya 45 jenazah ditemukan para pekerja bangunan saat hendak membuat septic tank. Dari seluruh jenazah, 25 jenazah diidentifikasi berjenis kelamin laki-laki dan 20 perempuan.
Jenazah ini awalnya ditemukan pihak pekerja bangunan perumahan di gampong Kajhu sehari sebelumnya. Saat melakukan penggalian tanah untuk pembuatan septic tank, tepatnya di depan meunasah gampong setempat, tiba-tiba menemukan tengkorak manusia.
Ogi (28), salah satu pekerja bangunan menyebutkan ditemukannya kerangka yang dibalut dengan kantong jenazah itu, saat menggali lubang dengan kedalaman satu meter. Lalu ditemukan dua kantong jenazah berwarna hitam. Namun, para pekerja tidak mencurigai bahwa di dalam kantong itu merupakan kerangka manusia.
Merasa curiga dengan temuannya itu, kata Ogi, pihaknya bersama pekerja lainnya mencoba membuka salah satu kantong plastik dan ternyata didalam kantong tersebut kerangka manusia. Kemudian pekerja melaporkan ke warga dan perangkat desa setempat. “Kejadiannya itu kemarin sore Selasa (18/12/2018), saat sedang gali lubang ada melihat kantong jenazah, pekerja terus menggali dan ditemukan banyak kantong jenazah yang sama,” katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, pihak desa meminta agar Ogi dan rekan-rekannya menghentikan pekerjaan mengali tanah untuk septic tank itu. “Hari ini dilanjutkan pengalian untuk mengangkat sejumlah kantong jenazah tersebut,” ujarnya, Rabu, (19/12/2018).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) T. Ahmad Dadek, mengatakan, puluhan jenazah tersebut kemungkinan besar korban gempa-tsunami pada 26 Desember 2004 yang dikubur secara massal di Dusun Lamseunong, Desa Kajhu. Namun, warga setempat tidak mengetahuinya.
“Kemarin sore hari pukul 17.00 WIB ditemukan jenazah dan semuanya sudah dievakuasi tetapi belum ada data yang akurat mengenai jumlah kantong yang masih akan ditemukan karena masih dalam proses penggalian,” kata Dadek.
Dikatakannya, pada saat terjadi bencana, mayoritas warga Dusun Lamseunong, Desa Khaju menjadi korban tsunami. Karena, daerah tersebut merupakan salah satu daerah terparah yang dihantam gempa disertai tsunami. Sementara yang tersisa, mengungsi ke daerah lain.
“85 persen menjadi korban, dan hanya sekitar 15 persen warga yang tersisa dan mengungsi ke daerah lain. Lokasi ini adalah bekas kuburan massal yang dibuat oleh para relawan pada masa darurat pascatsunami,” sebut Dadek, seraya mengatakan, seluruh jenazah korban gempa dan tsunami itu akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gampong Kajhu.
Hingga Rabu (19/12/2018) sore, sudah 45 ditemukan. Dari jumlah itu, empat jenazah di antaranya telah diketahui identitasnya. Empat jenazah itu masing-masing Mariam Husin, warga Ule Jurong Baroh, Simpang Tiga, Pidie. Selanjutnya, Sri Yunida SH, warga Perum Pola Blok F Desa Kajhu. Selain itu, Faizal Reza, warga Idi dan Burhanuddin warga Lambada Lhok, Kecamatan Baitusalam.
Lebih lanjut kepala BPBA Ahmad Dadek mengatakan, identitas korban diketahui melalui Kartu Tanda Penduduk (KTP). “Ini diketahui dari kartu identitas seperti KTP dan SIM yang ditemukan bersama jenazah,” katanya. (red)