BANDA ACEH – Bupati Simeulue periode 2013-2017, Drs H Riswan NS memberikan motivasi kepada para mahasiswa asal Simeulue di Banda Aceh. Dia mengajak para mahasiswa untuk tidak menjadi orang rata-rata, tetapi mahasiswa harus menjadi motor penggerak dalam pembangunan.
Hal itu diungkapkan Metro, sapaan akrab H Riswan, NS, saat membuka secara resmi Musyawarah Besar (MUBES) XI Forum Besar Pemuda Pelajar dan Mahasiswa (FB-PPMS) Kecamatan Salang, masa kepemimpinan 2019-2020, di Anjungan PKA Simeulue Taman Sri Ratu Safiatuddin Banda Aceh, Minggu (6/1/2019).
Lbih lanjut, dia mengatakan, agar mahasiswa jangan hanya memikirkan hal-hal yang besar saja, tetapi pikirkanlah hal-hal yang baik. “Hal-hal yang besar belum tentu membuat kamu menjadi baik, tapi hal-hal yang baik, insya Allah membuat kamu menjadi besar,” ujarnya.
Dihadapan ratusan mahasiswa dan mahasiswi asal Salang, Riswan “Metro” yang juga Caleg DPR Aceh pada Pemilu 2019 nomor urut 4 dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, mengingatkan, mahasiswa merupakan calon pemimpin masa depan yang harus diatas rata-rata.
“Jadilah pemimpin masa depan yang pemimpin masa depan itu jangan menjadi orang rata-rata. Sebagai mahasiswa harus diatas rata-rata, jadi PNS, Jadi Ketua Paguyuban dan IPPELMAS harus diatas rata-rata. Apabila jadi orang rata-rata jadilah rumput yang tak pernah disentuh. Tapi, jadilah ilalang, memang banyak resiko, diterpa angin dan badai, tapi jadikan badai itu untuk menjadi kuat lagi. Dan satu hal jangan pernah melalui jalan munurun, tapi laluilah jalan berbukit. Jalan menurun, tidak pernah menemukan masa depan. Tapi jalan berbukit memang susah, letih, capek, tapi saat berada di puncak akan menikmati berbagai pemandangan,” kata Metro membakar semangat para mahasiswa.
Kegiatan ini turut dihari sejumlah tokoh Simeulue di Banda Aceh, diantaranya, mantan Asisten I Pemkab Simeulue, Sarman Jayadi, SH, mantan anggota DPRD, Kasmanudin, Ketua IPPELMAS Banda Aceh Isra fuadi, Ketua Paguyuban FB PPMS Kecamatan Salang, Fikri Ramadhan, Ketua Panitia , Kardi Suanto dan undangan lainnya. Riswan banyak memberikan motifasi sukses dan memaparkan jalan-jalan yang ditempuh berupa terobosan kerjasama dengan berbagai pihak saat memimpin Simeulue beberapa tahun lalu.
Di Aceh saja, sejumlah perguruan tinggi yang pernah diajak kerjasama dan memperoleh kesuksesan, diantaranya Unsyiah, UIN Ar Raniry dan UTU di Meulaboh. Banyak kemudahan dialami calon mahasiswa asal Simeulue saat masuk perguruan tinggi dimaksud. Bahkan diterima menjadi dosen, selain tiap tahun menganggarkan dana bantuan belajar untuk mahasiswa asal Simeulue.
Pada kesempatan itu, Riswan, alumni APDN dan juga mantan protokoler 10 tahun di ere bupati Aceh Barat, almarhum Teuku Rosman ini, mengapresiasi dan mendukung ide dan saran dari ketua Ipelmas Banda Aceh, Isra Fuadi.
Isra menyampaikan melalui Ketua FB PPMS, Zikri Ramadhan, dengan menggagas bahwa di anjungan PKA Simeulue perlu dibuatkan kantor bersama semua paguyuban dari 10 kecamatan se-Simeulue. Dia juga menyebebutkan berbagai aset pemerintah Simeulue di Banda Aceh dan Sabang perlu dirawat, mulai dari asrama sampai penyediaan fasilitas tanah pekuburan umum khusus warga Simeulue di Banda Aceh.
Riswan juga mengapresiasi dan bangga kepada mahasiswa dimana, acara pembukaan mubes diiringi dengan tarian ranoup lampuan yang diperankan oleh mahasiswa Simeulue sendiri.
Dikatakannya, paguyuban ini meringankan beban tugas dari IPPELMAS yang berfungsi seperti ketua KNPI, supaya IPELMAS memberikan pembinaan kepada paguyuban.
“Kebepihakan kita menyediakan tanah kuburan, membagun asrama lamnyong dua lantai, memperbaiki asrama di Gampong Laksana, menfasilitasi angkutan penerbangan bagi pasien yang sakit dari Simuelue sampai rumah singgah untuk pasien rumah sakit,” katanya.
Sebelum membuka Mubes FB PPMS, Riswan menegaskan supaya Mubes dilaksanakan dengan baik dan sportif, sebagai ajang demokrasi mahasiswa untuk merajut persatuan dan kesatuan, mempererat hubungan persaudaraan antar sesama warga Simeulue dan masyarakat Banda Aceh.
“Sebagai ketua paguyuban dan ipelmas, harus jadi motor penggerak mendobrak kebijakan. Misal, sistem passing grade yang dia nilai merugikan CPNS di daerah dan supaya tidak diberlakukan di Aceh yang punyak hak otonomi daerah”, tandasnya.
Sebelumya Sarman Jayadi sebagai tokoh masyarakat Salang, dalam arahannya mengingatkan mahasiswa untuk ikut andil memperjuangkan Simeulue, agar ada perwakilan di DPRA pada Pemilu 2019 mendatang. Jangan terulang periode lalu tak ada satupun anggota dewan dari Simelue duduk di DPRA, yang tentu sangat menyedihkan. “Siapa pun orangnya harus ada wakil Simeulue di DPRA pada Pemilu 2019 mendatang, Insya Allah kita perjuangkan bersama-sama”, harap Sarman. (ks)