BLANGPIDIE-Angka penderita stunting (gizi kronis) di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) terus berkurang. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Abdya, tercatat sebanyak 276 kasus stunting sepanjang tahun 2018 dan 340 kasus di tahun 2017.
Kepala Dinas Kesehatan Abdya, Safliati SST Mkes kepada wartawan Kamis (14/3/2019) membenarkan sepanjang tahun 2018 terjadi penurunan angka penderita stunting dimaksud. Melalui berbagai upaya, seperti kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan beragam program lainnya telah menunjukan hasil yang sangat positif, dimana terjadi penurun hingga 19 persen.
“Perlu diketahui bahwa Kabupaten Abdya bukan lokasi khusus (Lokus) stunting. Stunting terus diupayakan penurunannya dengan menjalankan pola hidup sehat. Untuk tahun 2019 masih dalam proses pendataan di setiap Puskesmas dalam Kabupaten Abdya,” terangnya didampingi Kabid Kesehatan Masyarakat.
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Selain pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang, serta prestasi sekolah yang buruk. Stunting dan kondisi lain terkait kurang gizi, juga dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas dan kematian akibat infeksi.
Lebih lanjut dijelaskan, ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya stunting pada anak diantaranya dengan memenuhi kebutuhan gizi selama masa kehamilan, beri air susu ibu (ASI) eksklusif hingga anak berusia 6 bulan, pastikan asupan gizi anak umur 6 bulan ke atas terpenuhi dengan makanan pendamping ASI, pantau pertumbuhan anak dan jaga kebersihan lingkungan.
“Faktor utama adalah kurangnya gizi, bahkan sejak janin hingga awal kehidupan anak (1000 hari pertama kelahiran). Waktu terbaik untuk mencegah stunting adalah selama kehamilan dan dua tahun pertama kehidupan. Stunting diawal kehidupan akan berdampak buruk pada kesehatan, kognitif, dan fungsional ketika dewasa,” tuturnya.(ag)