BANDA ACEH – Sunting (bertubuh pendek) menjadi suatu persoalan di Indonesia. Penyebab utama stunting yakni disebabkan kurangnya asupan gizi yang diterima janin atau bayi dan sanitasi buruk. Dengan kekurangan gizi juga berpengaruh terhadap pertumbuhan otak. Untuk itu, penanganannya harus dilakukan serentak dan diperlukan komitmen bersama.
Demikain disampaikan Deputi Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KS-PK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, M. Yani, saat membuka Simposium Menuju Aceh Hebat dengan Gerakan Upaya Pencegahan Stunting di Kyriad Muraya Hotel, Banda Aceh, Jum’at, (8/3/2019).
“Tentunya karena kejadian stunting multi faktor maka penanganannya juga tidak bisa sendiri-sendiri, tapi harus serentak dilakukan dan tentu perlu komitmen bersama,” ujar M. Yani yang juga Plt. Deputi Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (ADPIN) BKKBN pusat itu.
Lebih lanjut, dia mengatakan, kekurangan gizi dapat menyebabkan antara lain anak tidak cerdas karena pertumbuhan otak terhambat dan anak berpotensi pendek karena pertumbuhan jasmani dan perkembangan kemampuan terhambat.
Oleh sebab itu, kata Yani, pemerintah melakukan tindakan intervensi pada instansi terkait, mengingat persoalan stunting bukan hanya persoalan pada satu lembaga saja, tetapi keterlibatan kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan serta masyarakat.
Dikatakannya, stunting terjadi semenjak janin dalam kandungan dan hingga anak berusia dua tahun, sehingga penanganannya tidak bisa dilakukan pada waktu anak lahir. “Tapi harus sejak ibu hamil dan bahkan jauh sebelum itu harus sudah dilakukan intervensi,” ujarnya.
Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Sahidal Kastri mengakui, harus ada gerakan bersama untuk menuju Aceh Hebat dan terbebas stunting. Hal itu dilakukan mengingat Aceh merupakan salah satu daerah yang masih tinggi angka stunting. Dari hasil SDKI 2017, Dia menyebutkan,empat dari 10 anak di Aceh mengalami stunting.
BKKBN Aceh, kata Sahidal, diberikan amanah untuk menyelesaikan persoalan stunting di tiga kabupaten/kota. Yang sudah dilakukan yakni di Aceh Tengah dan Pidie pada tahun 2018 dan tahun 2019 intervensi dilakukan di Aceh Timur.
“Masalah stunting tidak hanya satu persoalan saja, akan tetapi dia menyeluruh dari persoalan pengasuhan, asupan, pola makan, sanitasi, dan sebagainya. Untuk itu BKKBN memiliki program 1000 Hari Pertama Kehidupan yang bisa menurunkan stunting di Aceh, selain pengetahuan pola asuh dan pemberian ASI ekslusif,” jelas Sahidal. (red)