Membangun Keluarga yang Berkualitas Harus Terencana Secara Matang

Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Drs. Sahidal Kastri, M.Pd menyampaikan sambutannya pada kegiatan sosialisasi pembangunan keluarga melalui Genre Ceria bersama Mitra Kerja Tahun 2019 di Balai Desa kecamatan Muara Batu, Krueng Mane, Aceh Utara, Rabu (20/3/2019).

LHOKSUKON – Maraknya persoalan dalam keluarga menjadi salah satu penghambat dalam berbagai sektor. Untuk itu, membangun sebuah keluarga berkualitas harus direncanakan dengan baik dan perlunya pendidikan pra nikah bagi generasi yang melangkah ke jenjang pernikahan.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), Tgk. Khaidir Abdurrahman, S.IP, dalam kegiatan sosialisasi pembangunan keluarga melalui Generasi Berencana (Genre) Ceria bersama Mitra Kerja Tahun 2019 di Balai Desa Muara Batu, Krueng Mane, Aceh Utara, Rabu (20/3/2019).

“Membangun keluarga yang berkualitas itu, harus direncanakan dengan matang. Misalnya, pasangan harus jelas asal usulnya. Kemudian perlu pendidikan pra nikah dan tidak menikah dini. Bagi perempuan menikah minimal pada usia 21 tahun dan laki-laki 25 tahun,” kata Khaidir.

Dikatakannya, keluarga yang berkualitas dapat menghasilkan generasi yang berkualitas juga. Untuk mewujudkan hal itu, diperlukan pembangunan keluarga yang baik dan terencana serta bukan hanya memperhatikan segi fisik anak saja. “Kualitas generasi bukan hanya pada fisik tapi juga rohaninya,” ujarnya.

Khaidir mengatakan, tugas orangtua adalah merencanakan keluarga sejahtera. Menciptakan anak yang berkualitas dan berkarakter. Karena, anak-anak yang saleh dan salehah menjadi modal utama bagi orangtua untuk bekal di akhirat.

Anak yang saleh, katanya menjadi penyambung amal orang tua. Sebab, ketika orang tua meninggal, hanya tiga amalan yang tidak terputus yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang saleh atau salehah.

Untuk itu, katanya lagi perlu pendidikan pra nikah sebelum menikah untuk menghasilkan anak yang saleh tersebut. “Kita bukan untuk bicara jumlah anak tetapi untuk kualitas anak itu sendiri,” ujar politisi partai Gerindra ini, seraya mengatakan anak perlu diberikan ASI hingga umur 2 tahun.

Dikatakannya, Program keluarga yang dicanangkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bukan hanya menyangkut jumlah anak, tetapi juga menyangkut kualitas keluarga seperti yang tertuang dalam program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).

Para peserta sosialisasi mendengarkan paparan dari anggota komisi IX DPR RI, Tgk. Khaidir Abdurrahman tentang pembangunan keluarga

Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Drs. Sahidal Kastri, M.Pd, mengatakan, membangun sebuah keluarga berkualitas itu harus direncanakan sejak awal. Sebab, keluarga yang dibangun tanpa perencanaan itu kerap dilanda masalah seperti perceraian dan lainnya.

Melalui Genre Ceria itu, katanya, keluarga dapat dibangun dengan memperhatikan tiga hal penting yakni menghindari pernikahan di usia muda, hindari seks di luar nikah dan menghindari narkoba. “Membangun keluarga itu, bangunlah keluarga yang normal. Bukan laki-laki kawin sama laki-laki atau perempuan kawin sama perempuan,” ujarnya.

Dalam paparannya, Sahidal menjelaskan delapan fungsi keluarga kepada ratusan peserta sosialisasi yang hadir. Disebutkannya, fungsi dimaksud yaitu fungsi keagamaan, sosial dan budaya, cinta dan kasih sayang, fungsi melidungi, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, dan fungsi pembinaan lingkungan.

Kegiatan ini juga dirangkai dengan kuis berhadiah yang dipandu langsung Tgk. Khaidir Abdurrahman. Para peserta terlihat antusias menjawab pertanyaan seputar kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga. Sejumlah hadiah yang dibagikan diantaranya, sepeda, kompor gas, race cooker, dispenser dan lainnya. (red)

editor: Barlian