Dengan Agama Efektif Tingkatkan Kualitas Penduduk


analisisnews.com/istimewa: SERAHKAN HADAH: Kepala BKKBN Aceh Sahidal Kastri menyerahkan hadiah kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan seputar program kependudukan, dalam sosialisasi advokasi dan KIE program KKBPK di salah satu daerah di Desa Matang Sijuek Teungoh, kecamatan Baktiya Barat, Aceh Utara Kamis, (21/3/2019)

LHOKSUKON – Sebagai daerah yang memiliki kearifan lokal Islam yang cukup kental, maka meningkatkan kualitas kependudukan di Aceh cukup efektif dilakukan dengan pendekatan Agama. Sebab, dengan agama islam, Aceh pernah gemilang di masa lampau.

Hal itu disampaikan anggota Komisi IX DPR RI, Tgk. Khaidir Abdurrahman sebelum menggelar sosialisasi advokasi dan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) program Kependudukan Keluarga Berencana Dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Desa Matang Sijuek Teungoh, kecamatan Baktiya Barat, Aceh Utara Kamis, (21/3/2019)

Menurutnya, pendekatan agama dapat menyelesaikan semua persoalan termasuk menyelematkan generasi penerus dari pengaruh lingkungan yang tidak baik. “Intinya, mengapa dengan pendekatan agama, karena Aceh ini pernah gemilang dengan agama yang dikedepankan,” ungkapnya.

 “Makanya pendekatan yang kita buat di Aceh ini tidak seperti di luar Aceh. Kita lebih banyak pendekatan kepada urusan agama. Karena dengan agama, kami berkayakinan bahwa urusan yang lain itu dapat selesai,” ujarnya, seraya mengatakan program kependudukan erat kaitannya dengan agama.

Sekarang ini, katanya, banyak generasi penerus yang terjebak dengan narkoba. Selain itu, di Aceh banyak anak muda menghabiskan waktu di internet, media sosial dan di warung-warung kopi. Sehingga dinilai kurang produktif.

Menurutnya, perkembangan teknologi memang tidak bisa dihambat, namun pemahaman mesti diberikan kepada penerasi penerus, yang salah satunya dengan program kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga atau sering disebut program KKBPK oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

“Main android  gadget sebenarnya bukan sesuatu yang semuanya bermafaat, ada orang yang dari siang sampai malam itu saja kerjanya. Anak-anak muda ini jangan sampai ini jadi fokus mereka. Anak-anak kita yang usianya masih usia belajar, ya belajar. Usia mengaji ya mengaji,” katanya.

Dikatakannya, bila urusan agama tidak dihiraukan maka disayangkan banyak generasi yang tidak tahu dan lupa dengan hal mendasar dalam agama, akibat disibukkan dengan urusan yang lain. ”Masih segini aja banyak generasi muda kita tidak tahu lagi rukun islam, tidak hafal lagi rukun iman, bagaimana kita mendekatkan diri kepada Allah,” ujarnya.

 Menurut Tgk. Khaidir, program kependudukan yang digalakkan BKKBN sangat baik untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Demikian juga program keluarga berencana, bukan hanya semata-mata mengatur kehamilan, tetapi untuk meningkatkan kualitas manusia.

“Karena KB itu tuntunannya agama, orang mendengar KB seakan-akan menghambat kehamilan atau mengatur, itu tidak begitu lagi. Boleh banyak tapi harus berkualitas, terlebih lagi yang beranak banyak ini bukan hanya kualitasnya mampu IT, mampu kimia, tapi dia juga harus mampu urusan akhirat juga,” ujarnya.

Sementara, kepala perwakilan BKKBN Aceh, Drs. Sahidal Kastri, M.Pd mengatakan, bila memulai suatu pembangunan dilakukan dengan pendekatan agama, diyakini dapat sukses dibandingkan dengan pembangunan yang tidak mempertimbangkan agama.

Program BKKBN di Aceh, salah satunya didukung anggota DPR-RI, Tgk. Khaidir Abdurrahman yang duduk di komisi IX membidangi kesehatan dan ketenagakerjaan. “Mudah-mudahan siapa saja yang terpilih wakil dari Aceh kedepan, mau memperhatikan persoalan ini seperti pak Khaidir,” harapnya.

Seperti diketahui, Tgk. Khaidir Abdurrahman, merupakan anggota DPR RI dari partai Gerindra. Namun pada pemilu kali ini tidak mencalonkan lagi sebagai anggota legislatif. Sejumlah program terkait KKBPK BKKBN selama ini dilaksanakan dengan bermitra bersama Tgk. Khaidir.

Lebih lanjut, Sahidal mengatakan, program keluarga maupun kependudukan di Aceh juga disampaikan dengan pendekatan Agama. Sebab BKKBN menganjurkan agar dalam berkeluarga direncanakan dengan baik dan bukan membatasi anak.

“Supaya bisa berkualtas. Makanya pembangunan keluarga ini direncanakan. Kita tahu bahwa pembangunan itu scara fisik sudah tahu, tapi yang non fisik mesti juga direncanakan dengan baik,” katanya.

Menurutnya, pembangunan fisik saja hars direncanakan dengan baik, apalagi yang non fisik. Banak yang terjadi pada anak sekarang, para orang tua kwalahan menghadapinya. Padahal di sekolah sudah disediakan sarana dan prasarana pendidikan, tetapi mutu pendidikan terkadang belum seperti harapan.

“Untuk itu, kami mengajak segenap lapisan terutama pemerintah sebagai pemegang kebijakan, kembalilah kepada pendidikan keluarga. Sebab dari keluarga itu dibentuk pendidikan, watak dan karakter anak,” katanya. (red/wn)