BLANGPIDIE-Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Aceh bersama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Rabu (8/5/2019) sore jelang berbuka puasa melakukan pemeriksaan terhadap makanan dan minuman menu takjil yang dijual pedagang dibeberapa titik dalam kawasan Blangpidie kabupaten setempat. Pemeriksaan makanan yang dipimpin Kepala BPOM Banda Aceh, Drs Zulkifli Apt juga melibatkan sejumlah satuan kerja perangkat kabupaten (SKPK) dan instansi terkait lainnya.
Kadinkes Abdya, Safliati, SST MKes Kamis (9/5/2019) menjelaskan, ada puluhan sampel makanan dan minuman yang menjadi target dalam pemeriksaan tersebut, termasuk mie kuning yang merupakan mie khas Aceh. Upaya yang dilakukan BPOM Aceh menurutnya untuk menguji makanan dan minuman yang dijajakan oleh pedagang patut diapresiasi. Guna untuk menghindari makanan dan minuman yang terindikasi menggunakan bahan-bahan berbahaya untuk dikonsumsi.
“Sampelnya masing dalam tahap pemeriksaan, dalam waktu dekat akan dikabari oleh BPOM Aceh terkait bagaimana hasilnya,” ujarnya.
Selama Ramadan memang banyak menu takjil yang diperjual belikan, bahkan dihampir setiap kawasan dalam Kabupaten Abdya panganan untuk berbuka dengan ragam jenis ini mudah didapatkan. Akan tetapi masyarakat hendaknya lebih jeli dan teliti dalam memilih jenis makanan yang aman untuk dikonsumsi. Dampak buruk mengkonsumsi makanan yang mengandung formalin, boraks serta bahan berbahaya lainnya bagi kesehatan manusia dapat menimbulkan penyakit kanker. Mual-mual dan muntah merupakan gejala awal seseorang yang kerap mengkonsumsi makanan yang mengandung fomalin dan borak.
“Kepada masyarakat kami himbau untuk menghindari makanan dan minuman yang berwarna sangat mencolok, mengkilat, karena untuk menarik perhatian bisa saja penjual menggunakan bahan pewarna pakaian. Periksa kemasannya, masa kedaluarsa, bau serta warna dari makanan tersebut. Makanan yang higienis tentu tidak terlalu mencolok dari sisi warna, aroma serta rasa,” imbuhnya.
Kepala BPOM Banda Aceh, Drs Zulkifli Apt mengatakan, kegiatan pemeriksaan dengan mengambil sejumlah sampel makanan dilakukan untuk mengantisipasi penggunaan bahan makanan berbahaya. Seluruh sampel makanan yang dibeli dari para pedagang itu kemudian diperiksa pada mobil laboraturium yang turut dihadirkan ke lokasi. Uji sampel makanan itu merupakan kegiatan investigasi pengawasan yang rutin yang dilakukan menjelang puasa dan selama puasa.
“Sampel makanan yang kami ambil langsung diuji di lokasi. Apakah mengandung bahan berbahaya yang kerap disalahgunakan pada makanan seperti formalin, boraks, pewarna tekstil dan lainnya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan makanan takjil yang dijual pada masyarakat aman untuk dikonsumsi,” jelasnya. (ag)