Selama Ramadan Ativitas di Sekolah Diganti Penguatan Keagamaan

Ilustrasi

BLANGPIDIE-Selama puasa Ramadan 1440 hijriah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mengganti kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan penguatan keagamaan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Abdya, Jauhari, S.Pd Jumat (10/5/2019) mengatakan, untuk sementara waktu KBM disetiap sekolah seperti pembelajaran adaktif, normatif hingga kegiatan ekstrakurikuler ditiadakan. Namun, aktivitas di sekolah tetap berjalan seperti hari-hari biasa, akan tetapi diisi dengan kegiatan penguatan keagamaan. Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan surat edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh yang menganjurkan KBM diganti dengan kegiatan penguatan keagamaan.

Disebutkan, kegiatan tersebut akan berlangsung selama dua pekan, sejak hari pertama masuk sekolah yaitu pada Senin (12/5/2019) hingga Sabtu (25/5/2019) mendatang. Dengan melibatkan para guru di sekolah dengan sajian penyampaian yang lebih menarik dan membuat para siswa menjadi lebih betah dalam menyimak penyampaian ilmu keagamaan.

Kegiatan ini rutin setiap tahun dilaksanakan dalam mengisi kegiatan selama Ramadan, dengan lebih banyak memberi materi tentang keislaman dan ketauhidan. Keislaman untuk penguatan diri menjalankan segala aktivitas, sehingga apa yang dilakukan selalu searah dengan apa yang diajarkan oleh Islam, dan ketauhidan penguatan hati untuk selalu mengesakan Allah dan percaya dengan segala sifat-sifatnya.

“Penguatan ilmu keagamaan selama Ramadan memang telah menjadi suatu agenda tiap sekolah. Meskipun bentuk penyajian kegiatan bermacam-macam, namun tujuannya tetap sama. Para siswa nantinya juga akan dibekali dengan penguatan pemahaman tentang salat wajib, sunnah termasuk tatacara menyelesaikan fardu kifayah bagi jenazah. Selain itu, para siswa juga dibekali dengan penguatan hafalan Alquran serta ilmu Fiqih seperti tatacara bersuci dan lainnya,” terangnya.

Dia berharap, melalui kegiatan penguatan keagamaan ini para peserta didik dapat meningkatkan pemahaman keagamaannya serta menjadikan ibadah sehari-hari lebih berkualitas. Dengan adanya kegiatan ini, aktivitas sekolah tetap berjalan seperti biasanya, sehingga jam belajar dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.

Sementara itu, Rosiana,S.Pd salah seorang guru SD secara terpisah menyambut baik dan mengapresiasi program dimaksud. Kegiatan penguatan keagamaan yang dulunya lebih dikenal dengan pesantren Ramadan itu merupakan suatu hal positif yang perlu dilakukan. Ditambahkan, para siswa tidak bisa hanya diajarkan dengan ilmu pengetahuan umum, namun harus dibarengi dengan pendidikan agama. Pendidikan agama bukan hanya berdampak pada pengetahuan semata, akan tetapi juga untuk terapan sehari-hari, mulai dari ibadah sampai sosial kemasyarakatan.
“Para siswa dapat memperdalam ilmu agamanya melalui kegiatan ini. Tidak hanya siswa, para guru juga mendapatkan manfaat yang lebih dari penyampaian materi seputar agama,” singkatnya. (ag)