Aceh Jaya hasilkan Produk Parfum dari Minyak Nilam

Daun Nilam (sumber foto: internet)

BANDA ACEH – Pemkab Aceh Jaya bersama dengan ARC Unsyiah dan Bank Indonesia Provinsi Aceh mengadakan louching produk turunan nilam yang berlangsung di ruang Balai Senat lantai 2 Gedung KPA Universitas Syiah
Kuala Banda Aceh, beberapa hari lalu. Salag satu daerah di Aceh yang menghasilkan produk dimaksud yakni Aceh Jaya sebagai penghasil produk parfum dari minyak Nilam dan teh herbal dari daun kelor.

Produk turunan ARC-PUI Nilam yang telah di louching meliputi Neelam Parfum, ramu aroma teraphy, nilamo body serub, aku-care(mnyak angin aroma teraphy), brolution, hand sanitizer, dan teh herbal daun selor.

Setelah selesai Louching juga dirangkai dengan Seminar. Para peserta seminar yang mengembangkan perlu mengambil langkah langkah maupun perjanjian kerjasama dengan pihak terkait, dalam proses pembentukan industry bisnis nilam.

Foccus Group Discussion(FGD) dan Science and Techno Part (STP) atau seminar tentang produk nilam tersebut dihadiri oleh Wakil Rektor I Prof. Marwan, yang sekaligus menjadi narasumber. Selanjutnya, Drs. Mustafa Spd. MA perwakilan Pemkab Aceh Jaya, Dr. Syaifullah Muhammad dari ARC- Unsyiah, Sunarso perwakilan Bank Indonesia serta Taufik Abidin M.Tech ketua LPPM- Unsyiah.

Dalam seminar tersebut, Prof. Marwan memberikan tanggapan positif mengenai program pengembangan bisnis industri produk nilam di Aceh.
“Pada hari ini kita akan mendiskusikan strategi kedepan, dengan harapan produk nilam di Aceh akan semakin meningkat,” harapnya.

Sementara, Dr. Syaifullah Muhammad selaku kepala pusat riset ARC (Atsiri Reaserch Center) -Unsyiah, memberikan tangapan mengenai rendahnya harga nilam Aceh saat ini. Padahal menurutnya, nilam Aceh sangat terbukti kualiatanya, dimana pada masa dahulu harga minyak nilam di Aceh bisa mencapai lebih dari Rp.1 juta per kilogram.

“Kami pihak ARC- Unsyiah, berkomitmen membangkitkan kembali indutri nilam di Aceh agar mendapat kepercayaan kembali di pasar dunia. Kita akan akan standarkan harga nilam kembali pada posisinya,” tegas Syaifullah.

Pada pembahasan lainnyaTerkait STP (pembangunan lahan Industri), pihaknya akan berkoordinasi bersama pihak terkait untuk menentukan tempat yang strategis sesuia kebutuhan pasar dan akan melakukan studi lokasi terlebih dahulu.

“Kami rasa Aceh Jaya sudah siap untuk di jadi lahan industry produk nilam, Pemda setempat juga sangat mendukung,” pungkas Sang.

Sebagai informasi, Aceh Jaya dan Ladong Aceh Utara menjadi dua Daerah dengan penghasil nilam terbanyak dengan standard kualiatas terbaik.

Selanjunya Menganai STP, Sunarso dari pihak Bank Indonesia yang hadir pada seminar tersebut memberikan dukungan terhadap pogram pembangunan STP (lahan indutri)

“Kami akan menjadi penengah dan mitra bersama untuk terus mendukung pogram bisnis produk nilam yang akan di kembangkan,” kata Sunarso

Dia juga menambahkan, pihaknya lebih mendukung kalau pembangunan STP sekiranya di pegang oleh P.T (perseroan terbatas) dikarnakan sistem pengeloaannya lebih efesien dari badan usaha lainya.

Sementara itu, Pemkab Aceh Jaya pada kesempatan tersebut di hadiri oleh Sekretaris Daerah Drs.Mustafa Spd MA, juga menyambut baik atas gagasan progam terkait produksi tanam nilam.

“Kami sudah siap menyediakan lahan untuk produk industri nilam, mengingat luas tanam nilam di Aceh Jaya sejak tahun 2013 hingga 2018 rata rata seluas 238,5 hektare, dan berhasil meproduksi minyak nilam rata rata 37,8 ton per tahun. Insya Allah pada tahun 2020 kita akan kembangkan lahan seluas 90 hektare,” tegas Mustafa.

Terkait pembangunan STP, Aceh Jaya sangat layak untuk di perhitungkan, karana produktifitas nilam di Aceh Jaya sangat Banyak, dan sudah teruji kualitasnya.
“Harapan kami, pogram pengembngan produk nilam ini, menjadi modal untuk petani di Aceh Jaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik,” jelas Mustafa. (DP)