30 Guru Bersaing Jadi Duta Rumah Belajar Provinsi Aceh Tahun 2019

BANDA ACEH – Sebanyak tiga puluh guru PNS dan Non PNS jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA mengikuti seleksi calon Duta Rumah Belajar Provinsi Aceh tahun 2019 yang dilaksanakan sejak 23 hingga 25 Juli 2019 di Kota Banda Aceh.

Ketiga puluh guru itu merupakan hasil seleksi secara daring yang dilakukan Pusat Teknologi Komunikasi Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom Kemendikbud) bekerjasama dengan UPTD Balai Tekkomdik Dinas Pendidikan Aceh. Mereka terpilih dari ratusan guru yang telah mendaftar pada portal rumah belajar Kemdikbud RI dilaman (http://simpatik.belajar.kemdikbud.go.id).

Bacaan Lainnya

Kepala Seksi Pengembangan Aplikasi TIK pada UPTD Balai Tekkomdik Aceh, Drs. Anwar M. Isa, M.Si, saat menutup kegiatan Bimtek Pembelajar Berbasis TIK Level 3 Provinsi Aceh, Kamis (25/7/2019) di Grand Penemas Hotel menyampaikan Duta Rumah Belajar merupakan perpanjangan tangan dari UPTD Balai Tekkomdik Aceh dan Pustekkom Kemendikbud dalam melakukan pengembangan dan pendayagunaan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) untuk ‘pembelajaran di Aceh, terutama Portal Pembelajaran gratis dari pemerintah yaitu Rumah Belajar (belajar.kemdikbud.go.id).

“Siapapun yang terpilih nantinya akan mengikuti ajang pemilihan Duta Rumah Belajar tingkat Nasional yang diikuti 33 Provinsi yang ada di Indonesia. Pesertanya tidak hanya berlatar belakang guru TIK saja namun guru diluar mata pelajaran TIK pun bisa mengikuti kompetisi ini,” jelas Drs Anwar M. Isa, M.Si.

Anwar berharap kepada seluruh peserta calon duta rumah belajar untuk dapat mengajarkan kepada guru-guru lain terkait portal rumah belajar, hal itu dimaksudkan agar guru mudah mendapatkan bahan ajar dan penilaian peserta didik yang sesuai dengan perkembangan zaman.

“Perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) yang di era disrupsi saat ini, menjadikan perangkat-perangkat teknologi seperti telepon seluler, tablet, laptop, dan komputer dapat menjadi bagian dari pembelajaran di satuan Pendidikan,” ungkapnya.

Anwar meminta kepada pihak Pustekkom Kemdikbud, khusus untuk Provinsi Aceh akan dipilih dua orang calon duta rumah belajar, yaitu untuk tahun 2017 dan 2019. Hal itu dikarenakan duta rumah belajar Aceh 2017 yang berstatus guru honorer, telah mengundurkan diri dari guru dan bekerja dibidang swasta.

“Ini perlu dilakukan supaya rumah belajar dapat dinikmati bagi seluruh siswa. Untuk guru dan tenaga kependidikan, sudah saatnya menerapkan TIK dalam proses belajar mengajar khususnya pemanfaatan rumah belajar. Sebagai contoh, ketika mencari bahan tambahan materi pembelajaran melalui internet, atau mencari metode proses pembelajaran yang benar,” tuturnya.

Sebelumnya Kabid Pengembangan Teknologi Pembelajaran Pustekkom Kemdikbud, Hendri, MM kegiatan ini merupakan rutin dilakukan setiap tahunnya untuk menjaring Duta terbaik pada setiap provinsi di Indonesia.

“Masing-masing provinsi akan mengirimkan duta terbaiknya ke tingkat nasional, untuk dibekali pengetahuan multimedia pendidikan lebih lanjut. Para peserta 30 besar ini telah melalui tahapan yang panjang mulai dari level 1 sampai level 2,” katanya.

Para duta terbaik lanjut Hendri, nantinya akan mendapatkan tugas mengembangkan konten pembelajaran dan mensosialisasikan rumah belajar dengan konsep konten kreatif. Konten ini dipublikasikan pada media sosial masing-masing duta rumah belajar.

“Ada empat tahapan pelaksanaan pemilihan Duta Rumah Belajar 2019 yang melalui program pembelajaran berbasis TIK yaitu bimtek daring Level 1 (Literasi TIK), Bimtek Daring Level 2 (Implementasi TIK), Bimtek Tatap Muka Level 3 (Kreasi TIK), dan Bimtek Tatap Muka Level 4 (Berbagi TIK). Pada setiap tahapan tersebut dilaksanakan dengan system gugur,” tutupnya. (rel/red)