Mansur: Perlu Peningkatan SDM bidang Konstruksi di Aceh

Direktur PT. Harum Jaya, Mansur menjelaskan materi terkait K3 kepada peserta bimtek di aula Balai Jasa Konstruksi Wilayah 1 Banda Aceh, Senin, (29/7/2019).

BANDA ACEH – Sumber daya manusia (SDM) bidang konstruksi di Aceh dinilai masih terbatas, untuk itu perlu peningkatan SDM seperti sertifikasi Bimbingan Teknis (Bimtek) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi dari kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Hal itu disampaikan Direktur PT. Harum Jaya, Mansur, dalam Bimtek Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yang digelarnya bersama Balai Jasa Konstruksi Wilayah 1 Banda Aceh, di kantor balai tersebut, kawasan kampus Unsyiah, Darussalam Banda Aceh, Senin, (29/7/2019).

Mansur mengatakan, tujuan kegiatan ini digelar untuk peningkatan SDM dibidang kontruksi di Provinsi Aceh. “Jika sumber daya manusia di bidang kontruksi meningkat, maka kapasitas jasa kontruksi di Aceh juga akan berkualitas,” katanya.

Kegiatan ini, diikuti sebanyak 57 peserta dari masyarakat, instansi swasta dan ada juga utusan dari instansi pemerintahan di Aceh. Selama ini, katanya, SDM konstruksi untuk wilayah Aceh masih sangat terbatas, sehingga lemahnya percepatan pembangunan yang berkualitas di daerah ini. “Karena kualitas tidak hanya diukur pada fisik bangunan, akan tetapi tertuju pada proses dan hasil yang berkualitas,” ungkapnya.

Menurutnya, sistem manajemen keselamatan konstruksi memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan proses dan hasil bangunan yang dapat dinikmati manfaatnya oleh masyarakat Aceh. “Kita harapkan melalui kegiatan bimbingan teknis SMK2 ini, dapat mengurangi tingkat kecelakaan dalam kegiatan kontruksi,” terangnya.

Selain itu, pihaknya juga berkomitmen meningkatkan program berkelanjutan pengelolaan sumber daya manusia dan lingkungan. “Karena sistem yang baik akan kita budayakan dan wariskan kepada generasi masa depan,” ujarnya.

Sementara, Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah I Banda Aceh, Yusuf Rachman, menyampaikan bahwa PT. Harum Jaya merupakan instansi swasta pertama yang berinisiatif mengikuti Bimtek SMK2.

“Bimtek ini untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap para peserta dalam menerapkan kaidah-kaidah keselamatan kerja,” kata Yusuf kepada wartawan di Gedung Balai Jasa Kontruksi Wilayah I Banda Aceh.

Untuk itu, Dia berharap, perusahaan jasa konstruksi lainnya dapat termotivasi untuk mengikuti Bimtek. Apalagi mengingat kedepan sifatnya adalah wajib. “Bukan hanya penyedia yang harus punya K3, namun pengguna juga wajib, setiap proyek harus ada K3,” jelasnya.

Dia mengatakan, semua unsur dalam konstruksi saling berkaitan. Bukan hanya manusia yang diselamatkan, namun juga semua. “Muulai dari lingkungan kerja dan peralatan juga demikian, jangan sampai ada kecelakaan kerja,” ujarnya.

Oleh karena itu, katanya, dengan adanya Bimtek maka semua bisa paham akan pentingnya keselamatan, termasuk soal jaminan kepada pekerja apabila terjadi kecelakaan. “Maka itulah Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) juga diundang sebagai salah satu narasumber untuk memberikan pemahaman kepada para peserta,” terangnya.

Dia berpesan kepada perusahaan jasa konstruksi yang ada di Aceh untuk tidak menganggap enteng soal K3. Apabila tidak mengindahkan, maka bisa saja dilakukan pemutusan kontrak kerja. “Perlu diketahui, dalam Undang-undang jasa konstruksi telah mengatur tentang kewajiban pekerja proyek harus bersertifikat,” ungkapnya.

Bahkan, jelas Yusuf, setelah kontraktor ditetapkan sebagai pemenang setelah proses lelang suatu proyek, maka akan dicek seperti apa rencana konstruksi. Termasuk dicek apakah ada memuat K3 dalam perencanaan atau tidak.

Kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 29-31 Juli 2019 itu, akan diisi oleh tujuh pemateri dari Dirjen Bina Lenyelenggaraan kontruksi, Kepala Balai Jasa Kontruksi Wilayah I Banda Aceh, dan jasa kontruksi. (red)