Wakil Ketua DPRA: Pasar Khusus Janda Jadi Solusi Meningkatkan Perekonomian

Suasana pertemuan wakil ketua DPRA, T. Irwan Djohan dengan kaum perempuan terkait solusi peningkatan ekonomi, di Ruang Serbaguna DPRA, Rabu (7/8/2019).

BANDA ACEH – Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) T. Irwan Djohan, menerima kunjungan kaum perempuan yang didominasi janda dari kalangan ekonomi lemah di Ruang Serbaguna DPRA, Rabu (7/8/2019). Pertemuan tersebut untuk membicarakan bagaimana solusi peningkatan ekonomi, yang direncanakan dibentuk pasar bagi kaum perempuan terutama khusus janda seperti di Arab Saudi.

Dalam kesempatan itu, Irwan Djohan menjelaskan terkait rencana pembentukan pasar yang dikhususkan untuk para perempuan ekonomi lemah nantinya. Dalam pertemuan itu, Irwan telah mendengar keluhan dari para kaum perempuan, terutama dari mereka yang berstatus sebagai orang tua tunggal atau janda.

Menurut Irwan Djohan, solusi atas permasalahan itu yaitu dengan membuat pasar yang operasionalnya dikhususkan bagi mereka yang memiliki persoalan ekonomi.

“Saya banyak bertemu dan mendengar keluh kesah dari kaum perempuan, tentang kehidupan dan perekonomian mereka, saya kira ini sesuatu yang sangat sulit dicarikan solusi, kemudian saya berpikir bagaiman solusi untuk menjawab persoalan mereka,” kata Irwan Djohan.

Setelah mencari berbagai informasi untuk memberikan solusi atas persoalan ekonomi kaum perempuan itu, lalu ditemukan mengenai adanya pasar bagi kaum janda di Arab Saudi. “Dari informasi yang saya dapat itu di Arab Saudi, di sana ada pasar khusus janda, maka saya pikir ini cocok untuk menghidupi perekonomian kaum janda,” katanya.

Menurutnya, di pasar ini mereka akan diberikan tempat berjualan, dilatih cara pembukuan, dan diberikan bantuan permodalan, serta dibebaskan dari iuran bulanan.

“Pasar janda ini nantinya juga dapat menjadi destinasi wisata, dan menjadi tempat bagi masyarakat kita untuk menjual produknya di pasar ini, sehingga dampak ekonominya akan cukup baik bagi masyarakat,” ujarnya.

Sebelum pasar ini diwujudkan, Irwan Djohan mengundang terlebih dahulu para perempuan tersebut untuk mendengarkan masukan dari mereka. “Saya undang mereka untuk memberikan pemikiran mereka, syarat dari mereka supaya konsepnya menjadi matang, sehingga bisa direalisasikan sesuai dengan harapan,” katanya.

Sementara, untuk realisasi pasar dimaksud, belum dapat dijadwalkan, karena harus dimatangkan konsepnya dan masih banyak tahapan yang harus dilalui. “Saya belum bisa jawab kapan realisasinya karena masih ada tahapan seperti tanah harus ada lebih dulu,” katanya.

Setelah itu, kata Irwan, baru pemerintah turun tangan untuk membangun sarananya. “Maka tanah dulu yang akan kita cari di seputaran Banda Aceh,” katanya. (red)