Wapres Jusuf Kalla: Universitas Harus Lahirkan Inovasi Baru

Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh Samsul Rizal (kiri) menyerahkan cenderamata kepada Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (dua kiri) pada sidang terbuka dalam rangka milad ke-58 Unsyiah di degung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, Aceh, Senin (2/9/2019). (Foto: ANTARA/ Irwansyah Putra)

BANDA ACEH – Perguruan Tinggi (PT) seperti universitas dinilai memiliki peran penting untuk memajukan bangsa dan negara. Oleh karena itu, universitas harus banyak melihat masa depan dan melahirkan inovasi-inovasi baru.

Demikian disampaikan Wakil Presiden (Wapres) RI, Jusuf Kalla (JK), dalam orasi ilmiahnya di Gedung AAC Dayan Dawood, kampus Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam, Banda Aceh, Senin (2/9). Dalam orasinya, JK membandingkan PT yang melihat kedepan dan Museum yang melihat ke belakang.

Dikatakannya, bila PT tidak melahirkan inovasi baru, maka tidak ada bedanya dengan museum. “Kalau kita bicara ke depan maka kita berbicara tentang pendidikan, universitas. Selalu saya katakan apa beda museum sama Universitas. Museum melihat ke belakang, universitas melihat ke depan,” katanya.

Wapres mengatakan, tujuan perlunya inovasi bagi PT adalah seperti tercantum dalam undang-undang yaitu mencapai masyarakat yang adil dan makmur, mencerdaskan bangsa dan membina perdamaian Negara.

JK mengatakan, di era revolusi industri 4.0, sangat penting pendidikan dan inovasi yang memadai. Hal itu diperlukan agar bangsa tidak tertinggal dari bangsa lain. Sebab, inovasi dan pendidikan, dimiliki oleh universitas atau perguruan tinggi.

“Banyak penemu berasal dari universitas, sehingga kampus perlu juga didukung dengan research (penelitian). Sebuah teknologi diperoleh oleh ilmu dan research, yang punya itu semua adalah universitas,” sebut JK.

Kemajuan sebuah negara, katanya, diawali dengan pendidikan yang baik, inovasi yang baik, dan research, sehingga menghasilkan teknologi. Saat ini, katanya, hampir semua orang bicara teknologi. Sebab, teknologi telah merubah perilaku masyarakat secara fundamental.

Revolusi digital yang terjadi hari ini, kata Wapres, akibat perubahan mendasar dari teknologi. Perubahan itu semakin terasa di zaman sekarang, ketika banyak industri merubah pola kerja. Dengan demikian, kampus harus menjawab tantangan zaman.

“Dari dulunya menggunakan sistem tenaga manusia, kini berubah fungsi menjadi tenaga mesin. Dulu orang ingin beli sesuatu harus ke toko sekarang bisa di Smatphone,” jelasnya, seraya menyayangkan jika kampus tidak bisa menjawab tantangan ini.

Resmikan Gedung

Setelah orasi ilmiah, kemudian JK meresmikan sejumlah gedung untuk tiga fakultas di Unsyiah. JK menandatangani prasasti peresmian dari atas panggung utama dan disaksikan Rektor Unsyiah Prof Samsul Rizal.

Selain itu, turut menyaksikan pula, Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Menteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia Sofyan Djalil, serta sejumlah pihak terkait. Peresmian gedung ini juga bersamaan dengan rangkaian peringatan milad Unsyiah ke-58.

Rektor Unsyiah Prof Samsul Rizal, mengatakan, sejumlah gedung baru itu dibangun untuk Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Fakultas Kedokteran Hewan, serta Fakultas Kelautan dan Perikanan.

Gedung yang dibangun sejak 2015 lalu itu, kata Rektor, sudah rampung 100 persen dan sudah mulai digunakan. “Gedung ini danai Saudi Fund Development (SFD), dananya sejumlah 39 juta dolar AS,” kata Samsul.

Diungkapkannya, Unsyiah kini mempunyai tiga slogan yaitu inovasi, mandiri dan terkemuka. Menurutnya, Unsyiah selama ini banyak melakukan inovasi dan riset di antaranya dengan mendirikan Research Center (ARC) yang fokus pada riset tentang nilam, serta Tsunami Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) yang fokus pada mitigasi bencana.

“Sekarang banyak riset-riset tentang tsunami, jadi tsunami itu akan berulang. Sekarang inovasi sudah jadi ujung tombak, sudah jadi pemikiran seluruh dosen di Unsyiah,” kata Rektor Samsul Rizal. (red)