BLANGPIDIE-Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Akmal Ibrahim mendorong para penangkar untuk mampu menghasilkan benih padi yang bermutu, unggul dan berkualitas. Hal itu disampaikannya saat membuka kegiatan pertemuan penangkar padi di aula Bappeda Abdya, Rabu (11/9/2019).
Dihadapan pakar pertanian dari Fakultas Pertanian Unsyiah Efendi dan Muyyasir, Asisten Ekonomi Pembangunan Setdakab Abdya Salman Alfarisi ST, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Abdya drh Nasruddin dia menekankan bahwa peran penangkar padi sangat penting untuk meningkatkan mutu serta kualitas gabah. Jika benih yang dihasilkan berkualitas, tentu hasilnya akan lebih baik dan bermutu tinggi.
Akan hal itu, dia mengajak seluruh unsur terkait yang terlibat dalam pertanian agar bekerja maksimal dalam membantu petani. Penangkar dan penyuluh ditantang untuk mencari benih unggul di seluruh wilayah Indonesia untuk dikembangkan di Abdya.
Ditambahkan, hampir 70 persen petani di Abdya merupakan keluarga miskin. Mereka sangat layak dibantu untuk mendapatkan benih unggul. Sebab menolong orang miskin adalah perintah agama yang harus diprioritaskan.
Selama ini sangat banyak kritikan yang diterimanya karena terlalu memperhatikan sektor pertanian. Mengapa demikian, rata-rata petani itu adalah orang miskin. Maka dari itu, jangan melihat pertanian dengan kacamata politik, tapi lihat dengan kacamata Agama.Kebijakan yang selama ini dijalankan, semuanya untuk membantu orang miskin. Mulai dari ongkos bajak sawah, hingga ongkos memanen padi juga berpihak kepada petani bahkan termurah secara nasional.
“Penyuluh harus kerja ekstra, karena banyak petani yang diperhatikan rata-rata orang miskin. Jalankan sesuai dengan amanah untuk membuat penangkaran di Abdya lebih maksimal dan menghasilkan benih unggul, ” imbuhnya.
Amatan wartawan, dua pakar pertanian dari Fakultas Pertanian Unsyiah itu juga berkesempatan membahas pengembangan padi varietas Sigupai Abdya, yakni memperpendek umur dari 5 bulan menjadi 3 bulan. Begitu juga batangnya dari 1,6 meter menjadi 1,2 meter serta hasilnya bisa mencapai diatas 8 ton per hektare. Kemudian juga ada varietas Padi Batuta (Batat Tungang Tat) yang berasal dari Padi Sambai Simeulue, umurnya 4 bulan sampai 3,5 bulan. Hasilnya diatas 8 ton per hektare, tahan hama penyakit, tahan kekeringan dan suhu tinggi serta tidak memerlukan pemeliharaan intensif, tapi hasilnya lebih banyak dari padi varietas lain.(ag)