BANDA ACEH – Menteri Pendidikan dan Budaya Republik Indonesia melalui staf ahli bidang Inovasi dan Daya Saing Ir Ananto Kusuma Seta Ph.D mengusulkan kepada pemerintah Aceh untuk mengadakan festival Saman dunia di Aceh, setiap tanggal 24 November.
“Kalau boleh saya usul, setiap tanggal 24 November kita adakan festival Saman dunia di Aceh,” katanya di anjungan Mon Mata, Meuligoe Banda Aceh, Senin (23/9/2019) malam.
Menurutnya, tanggal tersebut adalah waktu yang bersejarah bagi Aceh, Indonesia khususnya Gayo Lues, karena Saman telah menjadi warisan budaya tak benda dunia yang diberikan oleh UNESCO.
Ananto mengucapkan terimakasih atas kegiatan tersebut. “Kepada pemerintah Aceh, Galus, dan kabupaten lain kami mengucapkan terimakasih atas kegiatan ini. Tanpa memandang hirarki vertikal maupun horizontal, sehingga selama dua hari ini akan menjadi perekat kebudayaan Saman,” tukasnya.
Seminar tersebut merupakan bagian dari platform Indonesiana. Program Platform Indonesiana bergerak pada upaya konkrit untuk menghidupkan dan memajukan kebudayaan yang ada di Indonesia sesuai landasan Undang-undang Nomor 5 tahun 2017, salah satunya adalah seminar nasional Saman dengan tema Strategi Pemajuan Saman di Indonesia; antara harapan dan realita di Banda Aceh.
Dalam budaya tersebut kata Ananto, esensi dari manusia sendiri adalah nilai kemanusiaan yang ada di dalam budaya itu.
“Saman itu luar biasa. Kalau Saman itu adalah memanusiakan manusia, maka Saman adalah kita,” tegasnya.
Ketua panitia Arini Dewi Wanti, S.S MSP kepada analisisnews.com menjelaskan, seminar nasional Budaya Saman tersebut merupakan sebagai wujud partisipasi aktif memeriahkan perayaan atas kelestarian ekosistem pertunjukan Saman sebagai warisan budaya tak benda dunia. Selanjutnya kemudian dapat berkontribusi untuk melahirkan sejumlah kebijakan atau rekomendasi terkait pengelolaan Saman menuju masa depan sama yang cemerlang dan semakin jaya.
Sementara acara inti akan berlangsung Selasa 24 September 2019 dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten pada bidangnya masing-masing, seperti Prof. Drs Yusny Saby Ph.D, Prof Dr Mohd Anis Bin MD Nor, Prof Dr Phil Margaret Kartini AM, FAHA, Drs Muhammad Takari M. Hum, Ph.D, kemudian Dr Kamaruzzaman Bustamam Ahmad MA, Dr Restu Gunawan M. Hum, Triawan Munaf, Harry Waluyo. (Jun)