KOTA JANTHO – Warga di sekitar Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang Aceh Besar dilatih pembuatan Handycraf, Senin (30/9/2019). Pelatihan yang dipusatkan di aula kantor camat Blang Bintang itu, berlangsung sejak 30 September sampai 4 Oktober 2019.
Hadir dalam kegiatan diantaranya, Sekretaris Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Aceh Besar, Munazar, SE, Camat Blang Bintang M Hasan, Camat Kuta Baro, Bustamam, Executive General Manager Angkasa Pura II Bandara SIM, Indra Gunawan, dan sejumlah pejabat terkait lainnya.
Pelatihan tersebut merupakan bagian dari program Coorporate Sosial Responsibilities (CSR) atau program sosial Angkasa Pura II Bandara SIM, untuk melatih warga di bidang Handycraf bagi penduduk sekitar Bandara SIM.
Handycraf merupakan kegiatan seni yang menitik-beratkan kepada keterampilan tangan dan fungsi untuk mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan menjadi benda-benda yang tidak hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai estetis.
Sekretaris Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Aceh Besar, Munazar, usai pembukaan pelatihan ini, mengatakan, pihaknya memberi apresiasi kepada Angkasa Pura II yang telah membangkitkan gairah para pengrajin di Aceh Besar, khususnya di kecamatan Blang Bintang dan Kuta Baro.
Dia juga berharap, Angkasa Pura II bukan hanya membangkitkan semangat pelatihan tersebut, namun juga diharapkan dapat mengembangkannya seperti pada perlengkapan.
“Saya lihat para pengrajin cukup antusias. Pelatihan ini mudah-mudahan dapat menghasilkan karya yang berkualitas,” harapnya, seraya menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Aceh Besar sangat serius mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), termasuk bidang Handycraf.
Sementara, Executive General Manager Angkasa Pura II Bandara SIM, Indra Gunawan, mengatakan, melalui kegiatan CSR pelatihan pembuatan Handycraf tersebut, pihaknya berkeinginan menumbuhkan kemandirian dari masyarakat, sehingga masyarakat merasakan hadirnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Angkasa Pura II.
“Disini kita juga berharap ada sinergitas antara BUMN dengan Pemerintah Daerah. Kita sudah latih menghasilkan suatu produk, kemudian dari Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan membantu memasarkan. Sehingga yang dibuat teman-teman ini terserap,” ujarnya.
Dikatakannya, CSR merupakan bentuk komitmen tanggung jawab sosial perusahaan kepada
masyarakat demi memajukan ekonomi sosial budaya masyarakat
khususnya di sekitar lingkungan perusahaan.
“Atas dasar tersebut, PT Angkasa Pura II ingin menjadi bagian dalam
memajukan masyarakat khususnya para pemuda dan pemudi salah satunya dengan mengadakan pelatihan pengolahan sabut kelapa menjadi handycraft,” kata Indra.
Indra mengatakan, pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas
masyarakat, sehingga nantinya menjadi mandiri, dan perekonomian nantinya juga akan kuat.
“Potensi sumber daya baik dari segi manusianya maupun sumber daya
alam yang melimpah, menjadikan dasar pertimbangan kami untuk
mengadakan pelatihan ini. Sumber daya alam akan memberikan nilai
tambah apabila kita dapat mengolahnya dengan baik,” jelasnya.
Seperti yang terlihat di lokasi, sejumlah hasil karya Handycraf yang terbuat dari sabut kelapa di pajang dalam ruang pelatihan. Sabut kelapa yang sebelumnya tidak bernilai, maka akan memiliki nilai ekonomi yang tinggi bila diolah dengan baik.
“Aceh Besar ini masuk dalam urutan 30 terbesar di Indonesia sebagai daerah penghasil kelapa, sehingga sangat berpotensi dikembangkan Handycraf dari sabut kelapa,” kata pelatih pembuatan Handycraf, Febri Yunarta. (b)