Petani Abdya Harus Siap Hadapi dan Terapkan Konsep ‘Smart Farming’

analisisnews.com/agus
TRAKTOR: Bupati Abdya Akmal Ibrahim melihat traktor yang sudah dirakit untuk membuat bedengan usai membuka Rakor Dewan Ketahanan Pangan di Balai Penyuluh Pertanian Desa Alue Dama, Kecamatan Setia Rabu (2/10/2019).

BLANGPIDIE-Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Akmal Ibrahim, Rabu (2/10/2019) meminta para petani padi di kabupaten setempat untuk siap menghadapi dan menerapkan konsep Smart Farming (pertanian pintar). Dijelaskan, konsep Smart Farming adalah sebuah inovasi teknologi yang bergerak dibidang pertanian untuk meningkatkan kualitas dan mutu produksi pangan guna terwujudnya ketahanan pangan yang selalu konsisten dari masa ke masa. Hal tersebut disampaikannya saat membuka rapat koordinasi (Rakor) Dewan Ketahanan Pangan di Balai Penyuluh Pertanian Desa Alue Dama, Kecamatan Setia.

Menurutnya, dalam upaya meningkatkan hasil pertanian di Abdya, teknologi pintar menjadi pilihan tepat untuk digunakan. Konsep Smart Farming secara sederhana bisa diartikan sebagai precision agriculture atau bertani yang lebih tepat. Konsep ini harus dimulai dari tahap awal seperti penggarapan lahan, memilih benih, perawatan hingga target hasil yang maksimum. Dalam menaikan angka produksi perlu juga didukung dengan sarana pertanian yang memadai.

Bacaan Lainnya

“Sarana pertanian di Abdya sudah memadai dan sangat mendukung dalam meningkatkan hasil produksi gabah. Tentu hasilnya juga harus baik dengan cita rasa nasi yang pulen, ” ujarnya.

Selain itu orang nomor satu di Abdya inu menyarankan Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) setempat agar memasang GPS (global positioning system) pada masing-masing traktor 4WD agar tidak lalai dalam proses penggarapan lahan. Apalagi harus keluyuran ke luar daerah untuk menggarap lahan.Upaya itu dilakukan Bupati agar Distanpan dapat mengontrol keberadaan alat pertanian tersebut hingga proses penggarapan lahan di Abdya berjalan maksimal.

“Dimanapun alat itu berada akan terpantau. Termasuk bisa melihat dia bekerja atau tidak, bahkan mematikan mesinnya dari jarak jauh, ” paparnya.

Dia juga meminta jangan ada lagi mesin pemotong padi dari luar masuk ke Abdya. Pasalnya, alat pertanian itu sudah cukup, tinggal lagi petaninya mau memanfaatkan atau tidak. Selama dua tahun dia memimpin Abdya, telah ada sekitar 60 unit Alsintan yang bertambah, jadi tidak ada alasan petani mengeluh terkait kekurang Alsintan. Selain memasang GPS, Distanpan juga telah menyediakan beberapa unit oven pengering gabah, agar ketika musim hujan petani dapat mengeringkan padi dengan maksimal.

Lebih lanjut dikatakan, sebagai bentuk inovasi naik kelas dalam sektor pertanian, tahun ini (2019) akan selesai kilang padi modern di Abdya yang standarnya sama dengan daerah lain. Kalau ingin hasil dan harga yang mahal, maka harus dilakukan perawatan dengan baik. Perlu disediakan benih yang bagus agar mendapatkan hasil yang bagus. Perlu diketahui, usaha yang banyak menghasilkan uang itu adalah dibidang pertanian.

Dia mengingatkan agar dinas itu harus menjadi agen perubahan, cari apa saja terobosan bibit padi yang berkualitas. Dinas harus selalu update tentang benih padi nasional, lihat ketahanan penyakit, berasnya pulen dan cocok dengan kondisi lahan di Abdya.

Amatan di lapangan, rakor itu juga dihadiri Dandim 0110/Abdya Letkol Czi M Ridha Has ST MT, Ketua DPRK Abdya Nurdianto, mewakili Kapolres Abdya Iptu Mardiansyah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Abdya Nasruddin, para kelompok tani dan koordinator BPP, Pemateri Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Ir Syahrial, Pengamat Pertanian Ir Muslim Hasan dan Kasi PBI Bulog Hilal Kudus serta para petani. (ag)