KOTA JANTHO – Musabaqah Qitaatil Kutub (MQK) atau sering disebut lomba baca kitab kuning tingkat kabupaten Aceh Besar tahun 2019 resmi dibuka. Acara seremonial pembukaan digelar di depan masjid Lamteungoh, Aceh Besar, Selasa (15/10/2019).
Bupati Aceh Besar, Ir H Mawardi Ali mengatakan, kegiatan tersebut menjadi monentum ajang silaturrahmi bagi santriwan maupun santriwati dari Dayah-dayah yang tersebar di kabupaten Aceh Besar.
“MQK juga menjadi spirit bagi masyarakat. Sekarang banyak yang lupa terhadap kitab kuning dan agama, karena pengaruh globalisasi yang berkembang saat ini. Saat ini berkembang hanya membaca Alquran dan hadist. Tapi saat ini tunjukkan bahwa di Dayah mampu membaca, menterjemahkan, m nafairkan dan memahami Alquran dan hadist,” ujarnya.
Dikatakannya, para santri yang telah mampu memahami kitab kuning tentu juga bisa memahami isi Alquran dan Hadist secara menyeluruh. “Inilah sebenarnya inti dari kita memahami ilmu agama,” kata Bupati.
Pembukaan MQK Tingkat Aceh Besar tahun 2019 dihadiri sejumlah pejabat, seperti para kepala dinas di lingkungan kabupaten Aceh Besar, pejabat dari tingkat provinsi, tokoh ulama, maupun tokoh masyarakat setempat.
Para santriwan dan santriwati juga hadir dalam acara pembukaan. Seratusan lebih peserta akan memeriahkan MQK ke-2 tingkat kabupaten itu. Sejumlah dewan hakim juga dikukuhkan langsung oleh Bupati Aceh Besar Ir. H Mawardi Ali pada pembukaan MQK tersebut.
Lebih lanjut, Mawardi Ali menceritakan, dahulu di Aceh khususnya Aceh Besar banyak tumbuh ulama-ulama besar yang menjadi contoh dan teladan bagi ulama di Nusantara. “Malah ulama Aceh juga menyebarkan Islam ke Nusantara sampai ke Papua,” katanya.
Ketika itu, kata Bupati, tokoh-tokoh dari luar daerah juga belajar agama ke Aceh. Sehingga Aceh cukup jaya dan dikelal pada masa lampau. Melalui MQK tersebut, Bupati berharap akan lahir ulama-ulama lagi dari Aceh seperti kejayaan Islam di Aceh pada masa lalu itu.
“Memang sekarang ini sudah ada ulama-ulama yang memberi pemahaman bagi kita di Aceh. Kita berharap bahwa ulama setingkat Abdul Somad misalnya, akan lahir di Aceh. Mudah-mudahan dengan MQK ini, bisa menjadi semangat bagi kita semua,” harap Bupati.
Disisi lain, Bupati mengatakan, Aceh Besar telah banyak mengukir prestasi. Bukan hanya di bidang Agama, tetapi bidang lainnya seperti olahraga juga telah mengukur prestasi. Dia juga berharap, Aceh Besar bisa tampil menjadi juara di MQK tingkat provinsi dan nasional kedepannya.
“Aceh Besar sudah banyak menoreh prestasi. Di ajang olahraga, seperti Pekan Olahraga Aceh (Pora) tahun 2018, Aceh Besar juara umum. Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) juga juara umum. MTQ juara umum. Pentas PAI di Aceh, kita juga juara umum. Untuk itu saya menunggu juga juara umum MQK tingkat provinsi Aceh,” kata Bupati disambut tawa dan gembira para undangan.
Meskipun demikian, Mawardi Ali berharap, prestasi yang diraih dapat terimplementasikan dan menjadi cerminan Aceh Besar. Sebab, katanya, selama ini Aceh Besar sudah diberi label ‘kabupaten para sang juara’.
Dia berharap, Aceh Besar tidak hanya juara dalam perlombaan, tetapi juga bisa menjadi juara dalam kehidupan. Hal terpenting dari MQK, katanya, adalah bukan semata-mata berlomba-lomba dan mencari para juara. “Tapi yang penting adalah MQK ini menjadi ajang silaturrahmi diantara Dayah-Dayah di kabupaten Aceh besar,” ujarnya.
Dikatakan, Aceh Besar juga dikenal dengan daerah seribu Dayah dan sangat banyak santriwan maupun santriwati yang berpotensi. Dia berharap, para santri tidak hanya mampu menguasai bidang agama, tetapi mampu menguasai bidang ekonomi dan kehidupan.
“Kita harus bermartabat dalam ekonomi, teknologi dan rangkaian kehidupan. Semoga kabupaten Aceh Besar yang kita cintai ini akan menjadi kabupaten yang maju dan bermartabat dalam Ridha Allah SWT,” tutup Mawardi dalam sambutannya.
Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Dayah kabupaten Aceh Besar, Adi Darma, SPd, MPd mengatakan, MQK ke-2 tngkat kabupaten Aceh Besar tahun 2019 itu, akan dilaksanakan selama empat hari dari tanggal 15-18 Oktober 2019.
“Dengan waktu yang demikian itu, semoga seluruh rangkaian kegiatan akan terlaksana dengan baik.
Tempatnya di masjid Lamteungoh ini. Pelaksanaannya nanti ada di dalam maupun di luar masjid,” ungkapnya.
Sebanyak 169 peserta yang mengikuti lomba berasal dari Dayah-dayah yang tersebar di Aceh Besar. Kegiatan ini memperlombakan sebanyak 10 cabang yakni bidang Fiqh, Ushul Fiqh, Tafsir, Hadist, Tauhid, Akhlak, Tarikh, Nahwu, serta Lomba Pidato Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia. (b)