BLANGPIDIE-Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Akmal Ibrahim Senin (4/11/2019) mengatakan, sambal sunti kuliner khas Aceh khususnya dalam wilayah kabupaten setempat merupakan sambal sunti terbaik tingkat nasional bahkan hingga tingkat dunia. Sambal sunti khas Aceh dimaksud sejak turun temurun tidak pernah lekang dari lidah orang Aceh. Dimana saja orang Aceh berada, sambal ini tetap tersaji dan menjadi makanan idola. Hal itu disampaikannya saat membuka lomba festival sambal sunti Aceh yang digagasnya secara pribadi bersama istri Ny. Ida Agustina di lokasi objek wisata Pantai Bali, Desa Ladang, Kecamatan Susoh.
Menurutnya, sambal sunti ini berbahan dasar asam sunti. Asam sunti merupakan bumbu dapur khas Aceh yang dibuat dari belimbing wuluh yang dikeringkan dan diberi garam, lalu dijemur diterik matahari berkali-kali sehingga kering dan dapat disimpan lama. Biasanya, asam sunti digunakan untuk memasak makanan khas Aceh seperti masam keu’eueng (pedas), kari, dan juga untuk aneka sambal.
Dia dan istrinya sengaja menbuat perlombaan dimaksud untuk menjaring pembuat sambal sunti terbaik dan handal yang nantinya akan dijadikan sebagai karyawan dalam perusahaan kuliner khas Aceh aneka sambal sunti yang dia bangun. Perusahaan itu akan dibangun tahun depan secara pribadi dan siap memasarkan aneka ragam sambal sunti khas Aceh ke seluruh wilayah.
“Investornya saya sendiri dan tahun depan akan membangun perusahaan yang siap memasarkan produk ini. Melalui perlombaan ini tentu akan kami dapatkan pembuat sambal sunti terbaik dan handal juga profesional. Mereka akan kami jadikan sebagai karyawan dalam perusahaan ini nantinya,” paparnya.
Dia secara khusus mengapresiasi semangat peserta untuk mengikuti lomba masakan kuliner khas Aceh tersebut. Menurutnya, sambal sunti tidak ada duanya. Akan tetapi, banyak orang tidak melihat potensi bisnis yang besar terutama kuliner asam sunti ini. Harusnya ada yang mau membuat perusahaan untuk produk sambal sunti agar mudah dipasarkan. Peluang bisnis besar itu, menjadi tantangan yang menarik baginya, sehingga dia bersama dengan istri yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Abdya sepakat menggagas bisnis kuliner itu.
Ditegaskan, tidak sedikit pun anggaran daerah yang dia gunakan untuk menyokong kelancaran perlombaan itu. Akan tetapi dia menggunakan biaya sendiri dengan harapan dapat memasarkan produk kuliner khas Aceh, menciptakan lapangan pekerjaan dan mendongkrak peluang bisnis. Setelah didapatkan sambal sunti terbaik, selanjutnya akan dilakukan uji laboratorium guna untuk mengetahui apa saja kandungan yang terdapat dalam makanan itu. Tidak hanya itu, dari awal penyajiannya, juga dilakukan pengawasan, sehingga sambal itu tetap aman dan sehat jika konsumsi.
“Besar harapan, melalui ajang ini akan lahir ahli sambal sunti terbaik dari Abdya untuk mendongkrak cita rasa kuliner khas Aceh yang tiada duanya,” harapnya.
Sementara itu, Ketua pantia pelaksana perlombaan, Muhammad Taufik menjelaskan, dari 72 peserta yang mendaftar, hanya 47 kelompok yang hadir pada hari ini ditambah dengan 13 peserta individu (tunggal). Menu yang dilombakan, sambal sunti lado kareng (ikan teri), sambal asam sunti kareng, sambal Sunti udeung sabe (udang rebon), sambal sunti keumamah (tongkol suwir khas Aceh) dan sambal sunti udeung thoe (udang kering). Untuk masing-masing menu tersebut, diberi waktu memasak selama 30 menit.
Selain itu, bagai para pemenang pihaknya telah menyediakan bonus berupa uang tunai Rp.5 juta untuk juara I, juara II Rp.3,5 juta, juara III Rp.2,5 juta, juara IV Rp1,5 juta. Sementara harapan I,II,III dan IV masing-masing mendapat uang tunai Rp500 ribu. Jadi total bonus yang diperebutkan sebesar Rp.15 juta. Adapun dewan juri penilai, Ida Agustina (Ketua TPPKK Abdya), Hafni (Tataboga) dan Haryono (ahli gizi). Amatan wartawan, acara itu juga turut dihadiri Wakil Bupati Abdya Muslizar MT, Wakapolres Abdya Kompol Ahzan SH MSM, para Kepala SKPK, Camat dan para tamu undangan lainnya hingga masyarakat setempat. (ag)