![](https://i0.wp.com/analisisnews.com/wp-content/uploads/2019/11/IMG-20191124-WA0004-703x1024.jpg?resize=703%2C1024&ssl=1)
YOGYAKARTA – Sebagai salah satu tokoh tambang nasional yang telah berhasil menjalankan berbagai operasional pertambangan di ujung timur dan barat Indonesia semasa hidupnya, Komisaris PT Mifa Bersaudara Slamet Haryadi berbagi pengalamannya terkait pengelolaan industri pertambangan dengan konsep “Good Mining Practise” pada Seminar Nasional 2019 yang diadakan oleh Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Minggu (24/11/19).
Pada Seminar yang berlangsung di Sahid Jaya Hotel & Convention itu, Slamet juga menjelaskan berbagai tantangan dalam menjalankan investasi batu bara “low rank” di wilayah Ujung Sumatera seperti telah dilakukan dan dikembangkan di Provinsi Aceh sejak Tahun 2011 lalu dengan tetap berupaya menerapkan konsep “Good Mining Practise” secara faktual dan berupaya penuh mendapatkan social licence sebagai salah satu faktor yang akan mempengaruhi operasional produksi batubara.
“Kita sama-sama mengetahui bahwa konsep penambangan ramah lingkungan ini menjadi salah satu solusi yang baik di Indonesia, namun ini semua memiliki tantangan dan tidak mudah, butuh strategi dan praktik yang tepat untuk bagaimana mengelola lingkungan, masyarakat, dan ekonomi agar berjalan secara padu”, Ungkap Slamet.
Dalam acara seminar yang dihadiri oleh 150 para pakar tambang Indonesia, turut menghadirkan pula Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono, Mine Quality Control PT. Adaro Indonesia, Hariyadi, dan Nendaryono Madiutomo yang bersama-sama dengan Slamet Haryadi mengupas tentang pemanfaatan potensi batu bara “low rank” sebagai Strategi Penambangan Ramah Lingkungan Berkelanjutan di Indonesia dengan berbagai sudut pandang dan pengalamannya. (rel)