‘Bank Gala’ Segera Hadir di Abdya

analisisnews.com/agus: PAPARKAN MATERI: Bupati Abdya Akmal Ibrahim memaparkan materi terkait akan hadirnya Bank Gala di Abdya pada diskusi panel Bank Gala dalam Konteks Ekonomi Syariah di aula Bappeda setempat, Senin (25/11/2019).

BLANGPIDIE-Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Pemkab Abdya) dalam waktu tidak lama lagi akan menghadirkan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Qiradh Gala Muamalah atau yang lebih dikenal dengan sebutan ‘Bank Gala’ di kabupaten setempat dengan modal dasar dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Aceh Cabang Abdya. Saat ini Bank Gala tersebut sedang dalam proses pembentukan dengan tujuan untuk membantu para petani dalam memperoleh modal pada saat melakukan penggarapan lahan, merawat tanaman padi hingga membuahkan hasil yang maksimal.

Bupati Abdya Akmal Ibrahim, Senin (25/11/2019) dalam diskusi panel yang dihadiri forum komunikasi pimpinan kabupaten (Forkompimkab) , Dr. M. Shabri Abd. Majid Dosen Unsyiah dan Roly Triwahyudi, STP MAg selaku Dewan Pengawas Syariah BQ Gala Muamalah, Sekda Abdya, Pimpinan Bank Aceh Cabang Abdya, kepala SKPK dan pejabat terkait lainnya mengatakan, kehadiran Bank Gala tersebut semata-mata untuk membantu meringankan beban petani Abdya terutama dalam hal kebutuhan modal selama proses turun ke sawah. Pada Bank Gala tersebut petani juga diuntungkan, karena bisa menggarap lahan sendiri meski telah digadaikan sawahnya kepada Bank Gala.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan hasil pengamatannya, Bank Gala belum ada di daerah lain dan hanya ada di Abdya. Program Bank Gala itu sendiri merupakan janji politik dirinya dalam Pilkada lalu.

Adapun dana dasar untuk berdirinya Bank Gala dari CSR Bank Aceh yang dikelola oleh Pemerintah kemudian boleh dijadikan modal pada Bank Gala. Bank Gala ini dapat melindungi dan membantu kesejahteraan petani miskin di Abdya. Dana CSR yang akan digelontorkan untuk Bank Gala ini sekitar Rp.800 juta. Meski dengan modal awal yang tidak terlalu besar, namun dia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam memajukan bank dimaksud.

“Karena itu kami mengajak para pengusaha agar mau berinvestasi pada Bank Gala, sehingga bank ini terus berkembang nantinya, dan manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat petani dan masyarakat miskin,” ujarnya.

Bupati Akmal juga meminta Sekda dan Kepala Bappeda agar menganalisa kembali penempatan uang daerah, apa boleh disisipkan untuk Bank Gala. Tapi kalau tidak bisa jangan dipaksakan. Maka dari itu diperlukan analisa yang sesuai dan tepat sehingga tidak berbenturan dengan aturan yang berlaku. Tidak hanya itu, MPU dan Baitul Mal Abdya juga diminta berperan aktif dalam mengkaji tentang makna bersedekah dan infak secara luas. Apa boleh ditempatkan uang sedekah dan infak pada Bank Gala. Khusus mengenai zakat memang sudah ada peruntukannya sesui dengan aturan dalam Agama Islam, tetapi kalau infak dan sedekah masih bisa dikaji kembali, apalagi yang akan dibantu merupakan petani-petani miskin yang sangat membutuhkan bantuan.

Hadirnya Bank Gala ini tidak hanya fokus kepada masyarakat petani, namun juga untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat di sektor usaha mikro dan usaha kecil menengah melalui pembiayaan syariah.

“Para petani yang ingin menggadaikan sawah tidak akan hilang sawahnya, tetap masih bisa menggarap lahan tersebut. Itulah tujuan Bank Gala ini hadir untuk membantu petani. Jadi petani tidak perlu susah dan khawatir, karena masih bisa bercocok tanam seperti biasanya,” tuturnya dalam acara yang juga dihadiri para petani dalam kabupaten setempat (ag)