
LHOKSEUMAWE – Sebanyak tujuh masjid di Kota Lhokseumawe telah menggunakan QR Code Indonesian Standar (QRIS).
Kegiatan Launching penggunaan QRIS berlangsung Senin ,23 Desember 2019 di Lantai tiga Kantor Bank Indonesia Perwakilan Lhokseumawe oleh Kepala BI Lhokseumawe .Yufrizal. Acara tersebut dihadiri anggota DPRK Lhokseumawe ,staf ahli walikota, pimpinan perbankan, pengurus sejumlah masjid, ketua MPU , para undangan lainnya.
Kepala BI Lhokseumawe ,Yufrizal dalam sambutannya mengatakan ,
tahap pertama ada tujuh masjid penerapan QRIS di Kota Lhokseumawe yaitu Masjid Islamic Center, Masjid Baiturrahman, Masjid Darussalam, Masjid Jamik, Masjid Al-Mukhlisin, Masjid At-Taqwa, dan Masjid Al Munawarrah
Penerapan QRIS untuk tujuh masjid tersebut langsung diujicobakan oleh Kepala BI seyempat yang disaksikan para tamu undangan.
Yufrizal mengatakan untuk bersedekah saat ini di masjid tidak harus lagi membawa dompet ,tapi dengan menggunakan smartphon asalkan ada saldo di bank bisa memberikan sedekah di masjid masjid di Lhokseumawe.
Adapun tujuan dari penerapan QRIS di masjid masjid disampaikan Yufrizal untuk memperlancar system pembayaran non tunai yang bisa dilakukan secara aman Dan lancar.
Kegiatan peresmian (launching) kegiatan Pilot Project Elektronifikasi Masjid menggunakan QR Code Indonesian Standard (QRIS) dengan tema “KINI BERAMAL SEMAKIN MUDAH”.berjalan lancar
Acara peresmian (launching) elektronifikasi masjid menggunakan QRIS ini menunjukkan adanya komitmen pengembangan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dan peningkatan potensi pemasukan masjid di kota Lhokseumawe yang bersumber dari infaq dan sedekah agar menjadi masjid yang makmur dan mandiri.
Lanjut Yufrizal , Perbankan dan Pengurus Masjid yang telah bekerjasama bersama kami mewujudkan pilot project elektronifikasi masjid menggunakan QRIS.
Salah satu transformasi kebijakan di bidang system pembayaran adalah Bank Indonesia pada tahun ini telah meluncurkan 5 (Lima) Visi Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2025 untuk memastikan arus digitalisasi berkembang dalam ekosistem ekonomi dan keuangan digital yang kondusif.
Adapun lima Visi tersebut adalah sbb.:
Pertama, mendukung integrasi ekonomi-keuangan digital nasional sehingga menjamin fungsi bank sentral dalam proses peredaran uang, kebijakan moneter, dan stabilitas sistem keuangan, serta mendukung inklusi keuangan.
Kedua, mendukung digitalisasi perbankan sebagai lembaga utama dalam ekonomi-keuangan digital melalui open-banking maupun pemanfaatan teknologi digital dan data dalam bisnis keuangan.
Ketiga, menjamin interlink antara Fin-tech dengan perbankan untuk menghindari risiko shadow banking melalui pengaturan teknologi digital (seperti Application Programming Interface-API), kerjasama bisnis, maupun kepemilikan perusahaan.
Keempat, menjamin keseimbangan antara inovasi dengan consumers protection, integritas dan stabilitas serta persaingan usaha yang sehat melalui penerapan Know Your Customer (KYC) & Anti-Money Laundering / Combating the Financing of Terrorism (AML/CFT), kewajiban keterbukaan untuk data/informasi/bisnis publik, dan penerapan reg-tech & sup-tech dalam kewajiban pelaporan, regulasi dan pengawasan.
Kelima, menjamin kepentingan nasional dalam ekonomi-keuangan digital antar negara melalui kewajiban pemrosesan semua transaksi domestik di dalam negeri dan kerjasama penyelenggara asing dengan domestik, dengan memperhatikan prinsip resiprokalitas.
Sebagai langkah awal transformasi digital di Sistem Pembayaran Indonesia dalam membantu percepatan pengembangan ekonomi dan keuangan digital, pada tanggal 17 Agustus yang lalu, BI telah melakukan soft launching QR Code Indonesia Standard (QRIS). Hadirnya QRIS tersebut memungkinkan pembayaran melalui QR akan terinterkoneksi dan terinteropabilitas dengan menggunakan satu standar QR Code.
Pada kesempatan itu Yufrizal turut menjabarkan lebih lanjut tentang QRIS ini. QRIS adalah singkatan dari Quick Response Code Indonesian Standard. (z)