KOTA JANTHO – Masyarakat Aceh Besar dan sekitarnya memadati makam massal korban tsunami, Kamis (26/12/2019). Ribuan warga berziarah dan memanjatkan Do’a mengenang 15 tahun tragedi maha dahsyat itu. Isak tangis para keluarga korban pun tak terbendung saat mengenang keluarganya yang Sahid dalam peristiwa tersebut.
Sejak Kamis (26/12) pagi, terlihat sejumlah makam masal di wilayah Aceh Besar ramai dikunjungi warga. Seperti terlihat di makam masal komplek perumahan Arab Saudi, Miruek Lamreudeup Aceh Besar, didatangi warga sejak pukul 08.00 WIB. Seperti tahun-tahun sebelumnya, acara di lokasi itu diisi dengan tausiah, zikir dan doa bersama.
Sementara di lokasi makam masal terbesar di Aceh yakni makam masal Siron Aceh Besar dikunjungi ribuan orang sejak pagi. Di makam masal Siron ini dipusatkan kegiatan zikir dan doa bersama oleh pemerintah kabupaten Aceh Besar.
Seperti di makam masal komplek perumahan Arab Saudi, di makam ini pun Isak tangis pengunjung pecah saat mengikuti lantunan zikir dan doa yang dipandu Abu H Athaillah Ishak Al-Amiry atau akrab disapa Abu Ulee Titi.
Abu Ulee Titi merupakan seorang ulama di Aceh. Sebelum memimpin ziki dan Do’a, terlebih dahulu memberikan tausiah, dengan mengajak masyarakat meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Sejumlah pejabat Pemkab Aceh Besar hadir di makam masal ini, diantaranya, Bupati Aceh Besar Itu. Ir. H Mawardi Ali, Sekda Iskandar, para kepala dinas dan badan, tokoh ulama, tokoh masyarakat dan ribuan warga.
Mawardi Ali mengatakan, peringatan musibah tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 itu, dijadikan sebagai pengingat untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Sebab, musibah dapat terjadi kapan saja.
“Hari ini kita memperingati hari tsunami yang ke 15 tahun 2019. Kita ingin dengan peristiwa tsunami, musibah yang sangat besar, mudah-mudahan kita semua bisa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Musibah ini kapan saja dapat terjadi,” katanya.
Dikatakannya, kondisi tsunami 15 tahun lalu berbeda dengan sekarang yang sudah bangkit dan membaik. Semua fasilitas dan rumah, katanya, sudah terbangun kembali termasuk perekonomian masyarakat.
“Itu semua terjadi karena Rahmat Allah dan tidak terlepas dari semua masyarakat baik dari masyarakat, NGO (Non Government Organization/lembaga non pemerintah), negara di dunia bahu membahu untuk membangun Aceh,” ujarnya.
Usai kegiatan resmi pemerintah, para warga keluarga korban tsunami masih tetap bertahan di lokasi makam untuk berdoa dan membaca kitab suci Al-Quran yang mereka bawa. Para pengunjung juga, bukan hanya warga Aceh Besar, tetapi warga luar daerah ini yang sengaja datang untuk berziarah. (b)