Jalan Lintas Abdya-Galus Rusak Parah dan Memperihatinkan


Foto: analisisnews.com/agus
MEMPERIHATINKAN: Kondisi badan jalan lintas Kabupaten Abdya menuju Kabupaten Gayo Lues (Galus) memperihatinkan dan sulit dilalui kenderaan akibat rusak parah, Selasa (28/7/2020).

BLANGPIDIE-Kondisi badan jalan lintas Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menuju Kabupaten Gayo Lues (Galus) memperihatinkan dan sulit dilalui kenderaan akibat rusak parah. Selain banyak lubang besar, kondisi jalan di kawasan tersebut juga sulit dilewati berbagai jenis kendaraan lantaran banyaknya batu-batuan timbul ke permukaan badan jalan.

Isan warga Kecamatan Susoh, Abdya yang kerap melintasi jalan dimaksud, Selasa (28/7/2020) mengatakan, rusaknya jalan itu dimulai dari kawasan Desa Ie Mirah Kecamatan Babahrot, Abdya hingga ke Desa Persada Tongra Kacamatan Terangun Kabupaten Gayo Lues. Jalan itu merupakan jalan lintas alternatif warga dalam berbagai kebutuhan. Pada umumnya warga yang bergantung hidup di jalan tersebut adalah pedagang ikan segar keliling dari Abdya, sopir angkutan umum lintas Abdya-Galus, angkutan barang termasuk anak-anak yang menimba ilmu agama di sejumlah pesantren di Abdya dan Aceh Selatan. 

“Geliat ekonomi warga di jalan lintas Abdya-Galus tersebut sangat tinggi, komoditi sayur mayur, tembakau Gayo dari Galus ke Abdya dan penjualan ikan laut segar dari Abdya ke Galus tidak pernah putus. Sehingga warga yang hilir mudik sangat berharap jalan itu dapat dibangun segera,” paparnya.

Tidak hanya persoalan ekonomi saja, tapi juga menyangkut sosial masyarakat. Sebab ada sebagian warga Gayo Lues sudah puluhan tahun menjadi penduduk Abdya, sedangkan sanak familinya sebagian besar masih di Gayo Lues, sehingga disaat waktu-waktu tertentu mereka juga harus bersilahturahmi di tanah kelahirannya. Melewati jalan lintas tersebut, setiap pengendara harus mempersiapkan segala kebutuhan di jalan, mulai dari kondisi kendaraan yang prima, bekal makanan yang cukup dan keperluan lainnya yang dianggap penting.

Selain kondisi jalan yang lumayan parah, lintasan yang dihadapi pengendara juga sangat berat, sebab harus melawan tanjakan tinggi. Tidak jarang, kendaraan pribadi hingga kendaraan umum harus gagal menanjak akibat kondisi jalan yang licin, berlumpur, dipeneuhi bebatuan tajam hingga lubang menganga lantaran kerap digerus air yang merembes dari gunung. Ancaman longsor disepanjang lintasan juga telah menjadi hal biasa bagi pengguna jalan. Ada beberapa titik jalan yang rusak, mulai dari kilometer 20 hingga ke perbatasan Abdya-Galus.

“Saat menanjak, banyak kendaraan yang tergelincir dan kembali turun bahkan tidak sedikit pula pengendara roda dua yang terjatuh akibat gagal menanjak,” sebutnya.

Dia menambahkan, bahwa kondisi jalan penghubung antar kabupaten tersebut hingga kini belum sepenuhnya beraspal. Aspal baru dibangun mulai dari Desa Ie Mirah, Kecamatan Babahrot sampai kilometer 20, tepatnya sekitar dua kilometer melewati jembatan besi Krueng Sapi. Kemudian, sisanya sampai ke perbatasan Gayo Lues kondisinya masih berstruktur tanah, sehingga bila hujan turun, semakin mempersulit kendaraan melintasi kawasan tersebut.

Berbeda dengan kondisi jalan dalam wilayah Gayo Lues, jika sudah meninggalkan perbatasan dua kabupaten dimaksud, kondisi jalan umumnya sudah lumayan bagus, termasuk daerah gunung Burnipis semuanya sudah beraspal dan mudah dilalui meskipun banyak jalan yang menanjak.

“Kami selaku masyarakat biasa berharap, pembangunan jalan itu terus dipacu. Agar akses jalan Abdya-Galus lancar dan perekonomian masyarakat tidak tersendat,” harapnya. (ag)