
KUTACANE – Dalam rangka mencegah terjadinya stunting di Aceh, para generasi muda dihadapkan menghindari nikah di usia muda. Sebab, stunting biasanya dilahirkan oleh ibu-ibu muda yang belum matang usianya dalam berkeluarga.
Demikian disampaikan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Aceh, Drs. Sahidal Kastri, M.Pd dalam sambutannya pada Kegiatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) yang diselenggarakan BKKBN Aceh di Gampong Keluarga Berencana (KB) Desa Ujung Barat, Kecamatan Babussalam, Kabupaten Aceh Tenggara, Rabu (4/11/2020). “Karena biasa nya stunting ini dilahirkan oleh ibu-ibu muda yang belum dewasa,” katanya.
Selain itu, kata Sahidal, stunting juga dipengaruhi oleh jarak kelahiran anak itu sendiri. Disamping itu, kurangnya asupan Air Susu Ibu secara optimal. “Para ibu itu harus memberikan air susu kepada anaknya dengan jarak dua tahun dan jangan sampai setiap tahun melahirkan anak, karena asi yang sehat itu jaraknya adalah tiga tahun,” ujarnya.
Tujuan dari program BKKBN dimaksud, kata Kepala BKKBN Aceh, adalah mewujudkan keluaga yang berkualitas dan insan yang berkualitas.
Sementara, Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Aceh, HM Salim Fakhri, yang menghadiri kegiatan tersebut, berharap kegiatan tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat Aceh Tenggara. Pihaknya juga mendukung penuh kegiatan PIK-R di daerah itu.
Dalam kesempatan itu HM Salim Fakhri mengucapkan rasa terima kasih terhadap kepala BKKBN Aceh telah menyelenggarakan acara ini. Dia juga berharap kedepan, Aceh Tenggara bisa lebih baik lagi dan pihaknya mendukung sepenuhnya program BKKBN dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia yang unggul.
“Karena sekarang ini, sesuai data stunting Aceh Tenggara ini secara nasional urutan lima besar namun kalau di Aceh termasuk urutan nomor Tiga. Semoga dengan adanya acara yang di selenggarakan oleh BKKBN Aceh ini harapan kedepannya Aceh Tenggara ini akan lebih baik lagi,” ucap Sahlim Fakhri. (rel/bar)