Seorang Warga Abdya Dikabarkan Tenggelam Terseret Arus Sungai


Foto: analisisnews.com/agus
PENCARIAN KORBAN: Tim gabungan dibantu warga melakukan pencarian Udin Saputra (45), warga Desa Babah Lueng, Kecamatan Blangpidie, Abdya yang dikabarkan tenggelam terseret arus Krueng Beukah, Jumat (11/12/2020).

BLANGPIDIE-Udin Saputra (45), warga Desa Babah Lueng, Kecamatan Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) Kamis (10/12) petang, dikabarkan tenggelam terseret arus Krueng Beukah kawasan Ie Dikila atau sekitar 1,5 km dari lokasi bendungan kawasan Desa Panton.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK) Abdya, Amiruddin, Jumat (11/12/2020) mengatakan, Udin Saputra dikabarkan terseret arus hingga tenggelam bersama temannya Satria (18) warga desa yang sama, saat menyeberangi sungai usai pulang dari gunung. Namun dalam  kejadian itu, Satria berhasil selamat dari insiden tersebut, meski saat ditemukan dalam keadaan lemas.

“Kejadiannya sekitar pukul 17.00 WIB. Kebetulan diwaktu yang bersamaan, cuaca di Abdya sedang diguyur hujan lebat dan debit air sungai tinggi serta arusnya juga deras waktu itu,” ujarnya.

Dalam kondisi itu, merekapun terseret arus sungai tersebut meski sempat berupaya menyelamatkan diri dari hempasan derasnya arus air. Satria sempat memberikan pertolongan kepada korban, namun upayanya tidak berhasil lantaran arus air sangat deras dan korban hilang dari pandangannya seketika. Pascakejadian itu, pihaknya dan tim gabungan lainnya langsung bergerak ke lokasi guna melakukan upaya pencarian korban. Proses pencarian juga dibantu oleh warga setempat dengan menyisir sejumlah titik yang dianggap rawan.

“Proses pencarian dilakukan dengan cara berpencar dan titiknya fokusnya juga diatur dan terkoordinir agar upaya pencariannya lebih maksimal,” paparnya.

Tim gabungan dari BPBK, RAPI, SAR, TNI, Polri hingga masyarakat terus bergerak ke arah hulu sungai tepatnya diseputaran lokasi hilangnya korban. Sedangkan ke hilir, tim dimaksud terus menyusuri sepanjang daerah aliran sungai (DAS). Proses pencarian korban dilakukan secara manual untuk arah hulu, sebab kondisi sungai sangat tidak mendukung jika pencarian dilakukan dengan menggunakan perahu. Sedangkan ke arah hilir sungai, tim gabungan bisa memanfaatkan perahu karet saat melakukan pencarian korban.

“Arusnya sangat deras, kemudian banyak batu besar serta dahan pohon yang terbawa oleh arus air. Kami terus berupaya semaksimal mungkin untuk mencari korban,” pungkasnya.

Musibah hilangnya warga akibat terseret arus di kawasan sungai itu bukanlah kali pertama. Sehingga pihak BPBK Abdya merasa prihatin dan mengingatkan masyarakat terutama yang beraktivitas di gunung guna mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari agar lebih berhati-hati disaat curah hujan tinggi yang membuat debit air sungai meningkat tajam serta sangat berbahaya jika diseberangi.(ag)