HUT RI Ke-77, GP Ansor Abdya Bersalawat dan Bertausiah

HUT RI Ke-77, GP Ansor Abdya Bersalawat dan Bertausiah
Foto: analisisnews.com/agus s TAUSIAH: PC GP Ansor Abdya, Kamis (18/8/2022) malam menggelar kegiatan salawat dan tausiah kebangsaan. Hal itu dilakukan dalam rangka mengisi peringatan ke-77 HUT RI.

BLANGPIDIE-Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP Ansor) Aceh Barat Daya (Abdya), Kamis (18/8/2022) malam menggelar kegiatan salawat dan tausiah kebangsaan. Hal itu dilakukan dalam rangka mengisi peringatan ke-77 Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI).

Ketua PC GP Ansor Abdya, Khairul Huda SHI mengatakan kegiatan bersalawat dan tausiah kebangsaan ini merupakan salah satu bentuk rasasyukur kepada Allah SWT atas nikmat dan rahmat kemerdekaan Republik Indonesia. Kegiatan salawat dan tausiah kebangsaan tersebut dilaksanakan setelah Salat Isya bertempat di Sekretariat Bersama PC NU Abdya dengan mengundang grup salawat Majlis Darul Muhibbin dan Ketua PC NU Abdya sebagai pengisi tausiah kebangsaan. Kegiatan dimaksud turut dihadiri seratusan tokoh NU, jajaran pengurus PC GP Ansor,  Banser, PC NU Abdya dan masyarakat setempat.

Sesuai dengan yang disampaikan oleh pendiri NU  KH Hasyim Asy’ari bahwa mencintai tanah air itu adalah sebagian dari iman sebagai mana yang tertulis dan diabadikan dalam Mars Subbuhul Wathan Nahdlatul Ulama.

“Bulan ini adalah bulan kemerdekaan, salah satu cara kita bersyukur sebagai warga Nahdliyin yaitu dengan cara berzikir dan bersalawat. Makanya momentum ini tetap mengedepankan nilai-nilai Aswaja dan di bulan kemerdekaan ini kami laksanakan salawatan dan tausiah kebangsaan sebagai bentuk rasa cinta kepada tanah air Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu Ketua PC NU Abdya, Abu Junaidi Abdullah dalam tausiahnya mengungkapkan bahwa kemerdekaan ini adalah anugerah dari Allah SWT dan sebagai generasi penerus bangsa, seluruh kalangan masyarakat wajib untuk mensyukurinya dengan cara terus merawat dan menjaga persatuan dan kebersamaan, apalagi bagi warga NU NKRI adalah harga mati.

“NU mempunyai kewajiban untuk menjaga keutuhan aqidah Aswaja dan negara Indonesia yang kita cintai ini dan empat pilar negara bagi warga NU itu adalah harga mati dan tidak ada ruangan untuk bisa tawar menawar,” paparnya.(ag)