BLANGPIDIE-Anggota DPRK Aceh Barat Daya (Abdya), Zulkarnaini, Selasa (1/11/2022) menilai pengerjaan bangunan Masjid Agung Baitul Ghafur kabupaten setempat terkesan asal jadi. Pasalnya, belum lama difungsikan bangunan masjid yang menjadi kebanggaan masyarakat Abdya itu mulai menampakan tanda-tanda kerusakan. Sementara besaran anggaran yang digelontorkan untuk membangun rumah ibadah yang juga merupakan icon daerah mencapai puluhan miliar.
“Kalau mutu dan kualitas bangunannya terjamin, mana mungkin dalam waktu yang relatif singkat telah banyak tanda-tanda kerusakan. Plafon dalam masjid bocor akibat rembesan air, begitu juga dengan sejumlah bagian lainnya termasuk pada bagian luar masjid. Banyak pelapis dinding yang mulai copot,” sebutnya.
Penggunaan masjid itu diresmikan pada 11 Februari 2020 lalu. Pembangunannya dimulai tahun 2010 ketika Akmal Ibrahim SH menjabat Bupati Abdya masa jabatan 2007-2012. Pada periode kedua kepemimpinan Akmal Ibrahim sebagai Bupati Abdya, proses pembangunan Masjid Agung Baitul Ghafur Abdya mencapai Rp 33 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus Aceh (DOKA) tahun 2018-2019. Sementara untuk rekanannya PT Pilar Jurong Sejati dan konsultan pengawasnya CV Axial Ettnginering Consultan.
Ditambahkan, tentu ada yang tidak beres dalam proses pengerjaan masjid dengan luasnya mencapai 4.800 meter persegi dan memiliki 4 menara serta 12 pintu itu. Pihak rekanan maupun konsultan pengawas terkesan main-main dalam proses pengerjaan masjid ini. Bagaimana tidak, masjid yang menjadi tempat ibadah wajib dan sunah tapi dibangun secara asal jadi.
“Harusnya untuk pembangunan rumah ibadah dikerjakan secara maksimal dengan kualitas bangunan yang terjamin. Inikan sama saja mebuang-buang uang rakyat. Bangunan yang diharapkan berkualitas baik, tapi yang muncul dengan kualitas yang meragukan,” paparnya.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini sangat menyayangkan kondisi itu. Jika dibandingkan dengan banyaknya anggaran yang dikucurkan, tentu bangunan megah Masjid Agung Baitul Ghafur untuk saat ini masih dalam kondisi baik-baik saja. Apalagi bangunan berkonstruksi dua lantai ini selalu ramai dengan beragam aktivitas. Khusus prosesi pelaksanaan salat fardu berlangsung di lantai dua.
Di ruang salat itu bisa menampung 45 shaf atau sekitar 4.200 jemaah. Sedangkan lantai dasar masjid, sebagian difungsikan sebagai aula. Aula ini sebagai tempat aktivitas remaja Masjid Agung Baitul Ghafur melaksanakan kegiatan. Sebagian lantai dasar lainnya difungsikan menjadi Kantor Dinas Syariat Islam dan Pendidikan Dayah, Sekretariat UPTD Masjid Agung, Baitul Mal dan Badan Kemakmuran Masjid (BKM), termasuk Kantor Bank Gala Abdya.(ag)