BLANGPIDIE-Upaya budidaya ikan air tawar menggunakan lahan tambak masih kurang dimanfaatkan oleh masyarakat di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). Sementara berdasarkan data yang diterima wartawan, Kamis (8/12/2022) potensi lahan tambak ikan di kabupaten dimaksud mencapai 1.746 hektare (ha) yang tersebar di beberapa lokasi.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Abdya, Chalid Hardani menyebutkan, sejauh ini baru sekitar 384 ha dan jumlah keseluruhan potensi lahan tambak ikan air tawar yakni 1.746 yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat. Artinya, potensi lahan tambak ikan air tawar di Abdya sangat menjanjikan untuk dikembangkan, namun hingga saat ini proses pemanfaatannya masih kurang dikarenakan beberapa faktor.
“Posisi ketersediaan lahan sangat luas dan sangat menjanjikan untuk dikembangkan, hanya saja pemanfaatannya masih kurang, baru 384 ha dari total 1.746 ha potensi yang ada,” ujarnya.
Menurutnya, beberapa faktor penyebab kurangnya pemanfaatan lahan tambak untuk budidaya ikan air tawar yakni masyarakat pemilik lahan kekurangan modal untuk membuka tambak ikan. Karena proses pembuatan tambak dimaksud menggunakan alat berat jenis excavator, sehingga diperlukan biaya besar untuk proses pematangan dan pengerukan tambak. Faktor lain yang menyebabkan kurangnya pemanfaatan budidaya ikan air tawar menggunakan tambak adalah ketersedian pasar penampung. Ketika usia ikan memasuki masa panen, daya tampung ikan masih sangat kurang kecuali ikan air tawar jenis lele.
Di lain sisi, sumber air untuk kebutuhan budidaya ikan air tawar di Kabupaten Abdya sangat melimpah, baik di Kecamatan Manggeng, Tangan-Tangan, Setia maupun kecamatan lainnya. Jika semua lahan yang berpotensi itu dimanfaatkan secara keseluruhan dan maksimal, tentu tingkat ekonomi masyatakat menjadi lebih meningkat ditambah lagi jika prospek pasarnya mendukung. Terkait tingginya permintaan ikan air tawar jenis lele, baru sekitar dua tahun terakhir terjadi setelah masyarakat Abdya dan sekitarnya yang melaksanakan pesta menyediakan menu ikan lele untuk menyambut kehadiran tamu.
“Selain modal juga faktor pasar, dimana pascapanen mereka tidak tahu kemana akan menjual hasil produksinya tersebut. Kalau kebutuhan komsumsi masyarakat Abdya terhadap ikan air tawar ini juga masih rendah, terkecuali ikan air tawar jenis lele. Proses pembuatan kolam budidaya ikan air tawar itu harus mengunakan excavator dan butuh biaya besar, mungkin bisa jadi mereka tidak mempunyai modal,” terangnya.(ag)