BLANGPIDIE-Anggota DPR RI, H Irmawan S.Sos MM, Kamis (21/9/2023) menegaskan, pembangunan tanggul pemecah ombak (break water) di pesisir Desa Palak Kerambil Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) tetap dibangun. Hal itu merupakan komitmen dirinya dan telah menjadi program prioritas agar bencana abrasi tidak terus menerus merusak rumah dan pemukiman warga setempat.
“Saya tegaskan kembali bahwa program pembangunan tanggul pemecah ombak itu tetap jadi dan pasti dibangun. Saat ini sedang dalam proses penyiapan dokumen agar bisa ditender dan bisa dikerjakan di tahun 2024. Besaran anggaran yang akan terserap dalam pembangunan ini tidak sedikit, jadi perlu proses dan upaya yang tidak mudah. Saya tetap memperjuangan pembangunan tanggul ini hingga terealisasi, sesuai dengan komitmen saya di depan masyarakat saat turun langsung meninjau lokasi abrasi itu,” ujarnya.
Di lain sisi, masyarakat Desa Palak Kerambil pada Rabu (20/9/2023) lalu kembali menjadi korban ganasnya abrasi yang merusak 15 unit rumah, merusak jalan desa serta sarana dan prasarana lainnya. Jika menunggu proses pembangunan tanggul secara permanen dilakukan, tentu akan ada lagi dampak buruk dari abrasi yang terjadi terhadap masyarakat. Karenanya, Anggota DPR RI asal Aceh ini telah melakukan koordinasi dengan pihak Dirjen Sumber Daya Air agar dibangun tanggul pengaman sementara. Bahkan hasil koordinasi dengan pihak Dirjen tersebut telah diteruskan ke pihak Balai Wilayah Sungai Sumber Daya Air yang ada di Provinsi Aceh yang kemudian dilanjutkan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Abdya.
“Pemukiman warga Palak Kerambil harus segera diamankan, agar dampak abrasi tidak semakin parah dan meluas. Secepatnya dilakukan pembangunan tanggul sementara itu, hari ini atau besok tanggul sementara itu harus dikerjakan. Karenanya mohon dukungan dari semua pihak khususnya yang ada di Abdya,” paparnya.
Sejak awal politisi PKB ini telah turun langsung ke lapangan melihat kondisi abrasi di kawasan pesisir Palak Kerambil dan sekitar. Dengan tingkat kerusakan dan kerawanan yang tinggi, dia memutuskan untuk menjadikan upaya pembangunan tanggul pemecah ombak sebagai program prioritasnya. Sebab hal itu menyangkut keselamatan masyarakat yang jika diabaikan akan melahirkan dampak buruk yang lebih parah. Secara teknis ada banyak hal yang perlu dipersiapkan agar proyek tersebut terealisasi. Namun diperkirakan ada sekitar 1,8 kilometer bibir pantai yang harus diamankan dengan membangun tanggul pemecah ombak dengan serapan anggaran mencapai Rp.60-70 miliar.
Seperti diketahui, sekitar 15 unit rumah warga di kawasan pesisir Pantai Jilbab Desa Palak Kerambil Kecamatan Susoh Abdya rusak parah dihantam abrasi, Rabu (20/9/2023) lalu. Bencana alam dimaksud bukan kali pertama terjadi, bahkan disetiap tahun kawasan Palak Kerambil telah menjadi langganan abrasi yang telah mengakibatkan rusaknya rumah warga dan fasilitas umum lainnya.(ag)