SUBULUSSALAM – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) provinsi Aceh mengajak mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Hamzah Fanshuri Subulussalam yang akan melaksanakan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) untuk berkontribusi dalam usaha percepatan penurunan angka stunting di daerah itu.
Hal itu disampaikan Penata KKB Ahli Muda selaku PIC RDK dan Kerjasama Perguruan Tinggi Bidang Dalduk Zulfadhli, SE yang mewakili sekaligus menyampaikan sambutan Kepala Perwakilan BKKBN Aceh Safrina Salim, SKM, M.Kes dalam Pembekalan Dan Pelepasan Peserta KKN/ KPM STIT di Kota Subulussalam, Selasa (14/5//2024).
“Pesan saya, kiranya adik-adik mahasiswa/i dapat menjalankan program KPM ini dengan baik dan berkontribusi nyata dalam usaha percepatan penurunan stunting. Segala aktifitas dalam kegiatan ini tentunya kita niatkan sebagai ibadah dan ketakwaaan kita kehadirat ALLAH, SWT,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menyampaikan, berdasarkan Data Survei Kesehatan Indonesia (2023) menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di Indonesia adalah 21,5 persen, masih di atas angka standar yang ditoleransi WHO, yaitu dibawah 20 persen.
Sedangkan angka stunting di Aceh sekarang masih berada di titik 29.4 persen (2023), Kota Subulussalam berdasarkan SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) tahun 2022 diangka 47,9 persen (tertinggi di Aceh) dan berdasarkan SKI (Survei Kesehatan Indonesia) tahun 2023 turun menjadi 29,6 persen (turun 18,3 poin) nomor dua tertinggi penurunannya setelah Kab. Gayo Lues.
Melalui Program Prioritas Nasional yang dituangkan dalam Perpres No. 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, angka prevalensi stunting di Aceh diharapkan dapat diturunkan menjadi 19.01 persen di tahun 2024.
“Untuk mencapai target tersebut, perlu dilakukan pendekatan berbasis keluarga berisiko stunting dengan berbagai metode salah satunya pemberdayaan mahasiswa melalui Program Pengabdian Masyarakat,” ujarnya.
Tahun 2024 ini, Program Mahasiswa Penting (Mahasiswa Peduli Stunting) yaitu Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada perguruan tinggi yang dilaksanakan sebagai sistem pembelajaran inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal. Selain itu, relevan serta berperan dalam penyuksesan program pemerintah termasuk percepatan penurunan stunting.
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) atau Kuliah Pengabdian Masyarakat oleh STIT Hamzah Fansuri yang akan memilih Kota Subulussalam sebagai lokasi KPM tahun ini. “Kami percaya ini merupakan implementasi nyata dari Program MBKM dan bentuk pengabdian bagi masyarakat di Kota Subulussalam,” ucapnya.
Sebelum mahasiswa turun secara nyata ke lapangan nantinya, Dia mengajak untuk melihat kondisi Keluarga Beresiko Stunting yang merupakan cikal bakal terjadinya stunting. Hal yang cukup dominan yaitu terkait dengan sanitasi yang buruk (air minum yang tidak layak).
Selanjutnya, jamban yang tidak layak dan PUS 4 Terlalu (Ibu yang terlalu muda melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu sering atau terlalu dekat jarak melahirkan serta ibu yang terlalu banyak anak) di Kota Subulussalam.
Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2023, dijelaskan bahwa jumlah Keluarga Beresiko Stunting (KRS) ada sebanyak 6.301 (41,34 persen) dari keluarga sasaran (ibu hamil, ibu paska salin, ibu dengan anak usia 0 sd 23 bulan dan ibu dengan anak usia 24 sd 59 bulan) sejumlah 15.240 keluarga. Selain itu, sebanyak 2.040 keluarga tidak punya sumber air minum utama yang layak dan sebanyak 1.988 keluarga tidak punya jamban layak untuk digunakan.
Dikatakannya, pemanfaatan Data KRS oleh mahasiswa dapat menjadi dasar pengenalan, pendampingan dan pengawalan di wilayah KPM masing-masing untuk menekan angka faktor risiko yang menyebabkan anak lahir stunting yang masih tinggi. Untuk mendapatkan data, mahasiswa dapat berkordinasi dengan Penyuluh KB di desa. “Secara bersama-sama mari kita cermati dan manfaatkan data KRS tersebut secara maksimal,” harapnya.
Peserta KKN dari STIT ini berjumlah 40 orang yang langsung dilepas oleh ketua STIT Safniar MM. Hadir dalam kegiatan tersebut dari Satgas PPS diwakili oleh Manajer program Asmawati Ahmad SE yang juga menjadi Narasumber.
Sementara itu, Ketua STIT Hamzah Fanshuri Subulussalam, Safniar MM saat membuka kegiatan ini mengucapkan terimakasih kasih kepada BKKBN khususnya Perwakilan BKKBN Aceh yang melibatkan mahasiswa STIT dalam percepatan penurunan Stunting khususnya di kota Subulussalam. Hal ini sebagai sebagai bagian dari program Mahasiswa Penting.
Safniar mengatakan, tahun 2022 kota Subulussalam mejadi juara dalam hal tingginya angka stunting. Oleh karena itu, Perguruan Tinggi turut ambil bagian untuk percepatan penurunan Stunting melalui program Mahasiswa Penting. Tujuannya untuk mengedukasi masyarakat melalui program KPM.
“Dan Alhamdulillah tahun 2023 Kota Subulussalam turun menjadi 29.6 persen dari 48.9 persen di tahun 2022,” ungkapnya.
Safniar mengharapkan, para mahasiswa mengikuti dengan baik seksama acara pembekalan tersebut, karena merupakan pengabdian masyarakat yang nantinya juga akan disampaikan para mahasiswa kepada masyarakat yang dijumpai di desa maupun di sekeliling lingkungan rumah di wilayah KPM.
“Pada kesempatan yang sama, juga dilakukan rapat koordinasi dengan pamangku kebijakan yaitu para Camat dan Geuchik (kepala desa) di desa-desa tempat para mahasiswa tersebut melaksanakan PKM,” sambung Penata KKB Ahli Muda selaku PIC RDK dan Kerjasama Perguruan Tinggi Bidang Dalduk BKKBN Aceh Zulfadli. (br)