BANDA ACEH – Pemerintah Aceh resmi mengimplementasikan sistem pembelian tiket kapal secara online di lintasan penyeberangan Ulee Lheue-Balohan (PP) mulai 27 November 2024. Inovasi ini diumumkan oleh Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal, dalam konferensi pers bersama General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Banda Aceh, Rudi B Hanafiah, di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue pada Sabtu (23/11/2024).
“Masyarakat dan wisatawan yang ingin menyeberang ke Sabang atau kembali ke Banda Aceh kini bisa membeli tiket secara daring melalui laman www.trip.ferizy.com atau aplikasi mobile Ferizy yang dikelola PT ASDP Indonesia Ferry,” ungkap Teuku Faisal.
Digitalisasi ini merupakan tindak lanjut dari arahan Penjabat Gubernur Aceh serta pelaksanaan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 2 Tahun 2022 tentang penyelenggaraan tiket angkutan penyeberangan secara elektronik. Sistem ini memberikan berbagai keuntungan, seperti:
1. Kemudahan Perencanaan Perjalanan
Wisatawan dapat merencanakan perjalanan dengan lebih fleksibel karena tiket dapat dibeli jauh-jauh hari. “Bagi traveler, kepastian waktu keberangkatan sangat penting. Dengan sistem ini, tamu yang datang ke pelabuhan tidak perlu khawatir tentang kepastian berangkat,” ujar Teuku Faisal.
2. Mengurangi Antrean Panjang
Sistem daring ini diharapkan dapat mencegah penumpukan kendaraan yang sering terjadi selama musim puncak, seperti libur Natal, Tahun Baru, dan Lebaran.
3. Menekan Praktik Percaloan
Transformasi ini juga bertujuan menghilangkan praktik percaloan yang merugikan masyarakat. Dengan pembelian daring, pengguna jasa pelabuhan dapat membeli tiket dengan harga resmi tanpa perantara.
4. Mengurangi Kemacetan di Sekitar Pelabuhan
Antrean panjang kendaraan di pelabuhan sering memicu kemacetan di kawasan sekitar. Sistem tiket online diharapkan membantu memperlancar arus lalu lintas.
Teuku Faisal menyampaikan bahwa penerapan sistem online ini merupakan langkah awal menuju pelabuhan yang modern dan bebas tunai (cashless). “Ke depan, kami ingin semua transaksi di pelabuhan, mulai dari pembelian tiket hingga pembayaran di gerai makanan dan suvenir, dilakukan secara digital,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa target Dishub Aceh adalah mengubah citra pelabuhan menjadi lebih bersih, aman, dan nyaman, sekaligus menjadikannya destinasi wisata. “Pelabuhan ini punya pemandangan indah dan ke depan harus menjadi tempat yang menarik bagi wisatawan maupun anak muda untuk beraktivitas,” tambahnya.
Rudi B Hanafiah dari PT ASDP Indonesia Ferry menjelaskan bahwa penerapan tiket online tahap awal difokuskan untuk kendaraan roda empat atau lebih. Sementara tiket untuk penumpang dan kendaraan roda dua masih dijual secara manual. “Kami menargetkan seluruh layanan tiket, baik untuk penumpang maupun kendaraan, akan sepenuhnya daring dalam waktu 6 hingga 12 bulan mendatang,” ujarnya.
Sosialisasi sistem Ferizy akan terus dilakukan untuk memastikan masyarakat memahami cara penggunaannya. Pemesanan tiket online bisa dilakukan mulai H-7 hingga satu jam sebelum keberangkatan. Penumpang yang sudah memiliki tiket diimbau masuk pelabuhan tiga jam sebelum keberangkatan dan menyelesaikan check-in paling lambat 30 menit sebelum kapal berlayar.
Pemerintah Aceh memberikan apresiasi kepada PT ASDP Indonesia Ferry atas kolaborasi dalam mewujudkan layanan tiket daring ini. Langkah ini tidak hanya memodernisasi sistem transportasi tetapi juga mendukung pengembangan pariwisata Aceh, khususnya Sabang, sebagai destinasi unggulan.
Dengan langkah ini, pelabuhan Ulee Lheue diharapkan menjadi model pengelolaan pelabuhan yang efisien dan modern, membawa manfaat besar bagi masyarakat lokal maupun wisatawan. (r/red)