BLANGPIDIE-Sejumlah cabang olahraga (cabor) di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) yang tergabung dalam Komite Penyelamat Olah Raga Abdya melayangkan mosi tak percaya terhadap kepemimpinan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Cabang Abdya yang diketuai oleh Romi Syah Putra. Pernyataan sikap itu, disampaikan para perwakilan 17 Cabor dalam konferensi pers di Blangpidie, pada Senin (10/3/2025) malam.
Para perwakilan cabor yang bernaung di bawah KONI Abdya itu, menilai kalau kepemimpinan Romi Syah Putra telah gagal dalam membangun dan mengembangkan olah raga di daerah tersebut.
Koordinator Komite Penyelamat Olah Raga Abdya, Suhaimi menyebutkan ada sejumlah alasan kuat yang menjadi dasar mosi tak percaya ini. Berbagai permasalahan yang terjadi di tubuh KONI Abdya, mulai dari dugaan penyimpangan hingga tidak transparan dalam pengelolaan anggaran olahraga.
“Banyak sekali catatan buruk dan dosa KONI di bawah kepemimpinan Romi Syah Putra, khususnya dalam membangun dan mengembangkan dunia olahraga di Abdya,” katanya.
Salah satu persoalan utama adalah adanya rangkap jabatan dalam kepengurusan KONI Abdya. Menurutnya, hal ini bertentangan dengan Pasal 22 Ayat 2 Anggaran Dasar KONI yang melarang ketua umum, wakil ketua umum, sekretaris, dan bendahara merangkap jabatan di organisasi olah raga lain baik secara horizontal maupun vertikal. Selain itu, KONI Abdya juga dinilai tidak menjalankan Rapat Kerja (Raker) dengan cabor yang bernaung di bawahnya. Padahal, raker menjadi forum penting dalam menyusun strategi pembinaan atlet guna meraih prestasi di tingkat daerah, provinsi, hingga nasional.
“Sehingga akibat tidak dilaksanakan Raker dengan Para Cabor, banyak atlet ‘bayaran’ ( atlet luar) yang dipakai oleh KONI Abdya dengan menggunakan anggaran APBK dalam upaya mengejar medali, bukan prestasi,” ujarnya yang didampingi sejumlah pengurus cabor.
Hal ini sungguh sangat disayangkan, padahal banyak potensi atlet lokal, tapi karena tidak adanya pembinaan dan perhatian dari KONI Abdya, mereka tidak bisa diorbitkan. Tak hanya itu, Komite Penyelamat Olahraga Abdya juga menuding Ketua KONI Abdya sering melakukan perombakan pengurus tanpa mengikuti mekanisme organisasi yang seharusnya.
Dalam hal pengelolaan anggaran, KONI Abdya di bawah kepemimpinan Romi Syah Putra juga disebut tidak transparan, tidak akuntabel, serta tidak proporsional dan profesional. Padahal, setiap tahunnya KONI Abdya menerima dana hibah dari APBK Abdya untuk pengembangan olah raga di daerah tersebut.
“Kemudian, sebagai catatan pengingat publik, saat periode pertama Romi Syah Putra memimpin KONI Abdya, malah kantor KONI disewa di rumah tempat tinggal sang ketua sendiri,” tambahnya.
Dia juga menyayangkan sikap KONI Abdya yang dinilai kurang memberikan apresiasi kepada atlet berprestasi. Dicontohkan atlet cabor anggar asal Abdya yang meraih prestasi di PON Aceh-Sumut 2024 dan atlet Cabor lain yang berasal dari Abdya, namun tidak mendapat perhatian dan penghargaan dari KONI Abdya.
KONI seharusnya menjadi lembaga yang bertanggung jawab dalam membina atlet dan mengembangkan olahraga secara profesional. KONI adalah satu-satunya organisasi yang berwenang dan bertanggung jawab mengelola, membina, mengembangkan, dan mengoordinasikan seluruh pelaksanaan kegiatan olahraga prestasi setiap anggotanya. Jika tugas dan tanggung jawab tersebut dilaksanakan dengan baik, maka KONI akan menjadi wadah yang mampu melahirkan atlet-atlet berprestasi.
Pernyataan Sikap Komite Penyelamat Olah Raga Abdya yang ditandatangani 17 Cabor di Abdya itu berbunyi, mendesak Ketua Umum KONI Aceh untuk memberhentikan dan mencabut Surat Keputusan (SK) Romi Syahputra sebagai Ketua KONI Abdya dan Kepemimpinan KONI Abdya diambil alih oleh KONI Aceh sampai dengan terlaksananya Musyawarah Kabupaten Luar Biasa. Mendesak Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya untuk menunda proses pencairan (NPHD) dana hibah KONI Aceh Barat Daya Tahun 2025. Mendesak Ketua DPRK Abdya guna sesegera mungkin dilaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Ketua Cabang Olahraga dan turut serta dihadiri oleh Muspida Abdya dalam upaya mencari solusi dalam upaya kesiapan Pra PORA dan PORA Aceh Tahun 2025 di Kabupaten Aceh Jaya. Mendesak pihak berwenang untuk segera melakukan audit secara total terhadap penggunaan dana hibah KONI Abdya selama Kepemimpinan Romi Syahputra.
Secara singkat, Ketua KONI Abdya, Romi Syah Putra yang dihubungi wartawan secara terpisah mengaku tidak mengetahui mengenai mosi tak percaya itu.(ag)