Tapaktuan-Tapaktuan kota kecil di pesisir selatan Aceh, menyimpan kisah legendaris yang hingga kini masih memikat hati para pelancong. Salah satu daya tarik utamanya adalah Batu Naga, sebuah situs alam yang menjadi ikon legenda asal-usul nama Tapaktuan itu sendiri. Di sinilah, menurut cerita rakyat, naga raksasa pernah bertarung melawan tokoh sakti bernama Tuan Tapa, meninggalkan jejak yang hingga kini masih dipercaya warga setempat sebagai bukti sejarah mistis masa silam. Batu Naga terletak tak jauh dari pusat kota Tapaktuan, di tepi laut yang biru dan tenang. Bentuknya menyerupai tubuh naga membentang di antara karang, seolah sedang beristirahat setelah pertempuran panjang. Pemandangan di sekitarnya begitu memesona ombak berdebur di sela-sela karang, berpadu dengan semilir angin laut yang membawa aroma asin khas pantai Aceh Selatan.
“Pertama kali saya melihatnya, saya merinding. Bentuk batunya benar-benar menyerupai naga, dan setelah mendengar cerita masyarakat tentang Tuan Tapa dan naga yang kalah, suasananya terasa semakin magis. Tempat ini bukan sekadar objek wisata, tapi juga saksi legenda yang hidup di hati masyarakat,” ujar Yanto, seorang wisatawan asal Medan yang datang bersama keluarganya, Sabtu (31/5/2025).
Menurut kisah yang dipercaya warga setempat, Tuan Tapa adalah seorang pertapa sakti yang tinggal di daerah ini. Ia bertarung dengan naga yang menculik seorang putri dari negeri jauh. Dalam pertempuran itu, Tuan Tapa mengalahkan naga, dan tubuh sang naga berubah menjadi batu yang kini dikenal sebagai Batu Naga. Dari peristiwa itu pula lahir nama “Tapaktuan,” yang berarti “jejak sang Tuan.” Kini, Batu Naga tidak hanya menjadi situs wisata sejarah dan legenda, tetapi juga simbol kebanggaan masyarakat Aceh Selatan. Pemerintah daerah telah menata kawasan sekitarnya agar nyaman bagi pengunjung, dengan area pandang, tempat duduk, dan papan informasi legenda.
Bagi siapa pun yang berkunjung ke Aceh Selatan, menyibak misteri Batu Naga Tapaktuan adalah pengalaman yang tak boleh dilewatkan. Diantara desiran ombak dan kisah masa lalu, wisatawan seolah diajak untuk merasakan denyut legenda yang masih hidup, menjadikan Tapaktuan bukan sekadar kota, melainkan tanah penuh cerita dan makna.(Adv)