Mengajak Kawula Muda Berliterasi Global

Mengajak Kawula Muda Berliterasi Global
Dr. Irfandi, S.Pd., M.Or

MEMASUKI era globalisasi menuntut generasi muda untuk memiliki kompetensi agar beliterasi global agar mampu bersaing secara sehat dan berkontribusi di kancah nasional maupun internasional. Literasi global bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, melainkan keterampilan memahami isu dunia terkini, berkomunikasi lintas budaya, berpikir kritis, serta memanfaatkan teknologi informasi secara bijak. Artikel ini membahas urgensi literasi global bagi kawula muda, tantangan yang dihadapi, serta strategi untuk menumbuhkannya melalui pendidikan, teknologi, dan gerakan sosial.

Globalisasi membawa perubahan besar dalam pola interaksi, ekonomi, sosial, dan budaya. Kawula muda sebagai agen perubahan dituntut untuk memiliki keterampilan abad ke-21, salah satunya adalah literasi global. Menurut UNESCO, literasi global mencakup kemampuan memahami keberagaman budaya, memecahkan masalah lintas negara, dan berkolaborasi secara internasional. Namun, rendahnya minat baca, keterbatasan akses informasi, serta dominasi konten digital yang tidak selalu edukatif menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, literasi global menjadi urgensi yang harus digalakkan di kalangan kawula muda Indonesia.

Urgensi literasi global bagi kawula muda tentu : a) membuka wawasan terhadap isu dunia: lingkungan, perdamaian, kesehatan, hingga ekonomi digital, b) membentuk sikap toleransi, empati, dan penghargaan terhadap perbedaan budaya, c) menyiapkan generasi muda untuk bersaing dalam dunia kerja global, d) mengurangi sikap eksklusif dan mendorong keterbukaan pikiran. Tantangan literasi global, tidak hanya mudah, juga mudah tantangan: rendahnya budaya membaca: generasi muda lebih banyak mengonsumsi hiburan digital ketimbang bacaan bermutu, kesenjangan digital: belum semua memiliki akses merata ke internet dan sumber belajar global, konten hoaks dan disinformasi: sulit membedakan informasi benar dan palsu, Kurangnya kurikulum literasi global dalam pendidikan formal.

Strategi mengajak kawula muda berliterasi global adalah dengan Integrasi dalam pendidikan – kurikulum perlu memuat tema global seperti keberlanjutan, perdamaian, dan keadilan sosial, pemanfaatan teknologi digital platform media sosial dan aplikasi edukasi bisa menjadi sarana literasi global yang menarik, gerakan literasi komunitas klub membaca internasional, diskusi lintas budaya, hingga program pertukaran pelajar, kolaborasi pemerintah, sekolah, dan masyarakat menciptakan ekosistem literasi yang inklusif dan berkelanjutan.

Makanya literasi global merupakan kunci penting bagi kawula muda untuk menghadapi tantangan abad ke-21. Melalui pendidikan yang inklusif, pemanfaatan teknologi, dan gerakan literasi komunitas, generasi muda dapat menjadi insan yang berwawasan luas, toleran, kritis, dan siap berkontribusi di tingkat nasional dan global. Ajakan untuk berliterasi global bukan sekadar slogan, akan tetapi sebuah gerakan bersama yang menentukan masa depan bangsa.

Jadi, literasi global menjadi kunci penting dalam industrialisasi olahraga: membuka peluang besar untuk prestasi, bisnis, dan teknologi, tetapi juga menuntut strategi agar nilai budaya lokal, etika, dan sportivitas tetap terjaga. (**)

Penulis:

Dr. Irfandi, S.Pd., M.Or (Dosen Pascasarjana Universitas Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh)