JAKARTA – Pandemi coronavirus dissease 2019 (covid-19)
atau virus corona yang masih terus mengganas di berbagai belahan negara,
termasuk Indonesia, mendorong pemerintah meniadakan Unian Nasional (UN) 2020
untuk tingkat SD, SMP dan SMA.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Hooda melalui akun instagramnya @syaifulhooda. Syaiful menulis kebijakan ini diambil setelah digelar rapat daring antara Komisi X DPR RI yang diwakili olehnya dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim beserta jajarannya.
“Barusan selesai rapat daring dengan mendikbud , salah satu kita sepakati, Ujian Nasional (UN) SD, SMP, dan SMA ditiadakan,” tulisnya, Selasa (24/3/2020).
Seperti dilansir cnbcindonesia.com
Syaiful mengatakan keputusan ini diambil
karena corona diprediksi masih akan mewabah di Indonesia hingga April, waktu
pelaksanaan UN.
Politikus PKB itu mengatakan saat ini pemerintah dan DPR sedang mengkaji opsi
lain sebagai pengganti UN. Salah satu opsinya dengan menggelar UN secara
daring.
“Kami sepakat bahwa opsi USBN ini hanya bisa dilakukan jika dilakukan
secara daring, karena pada prinsipnya kami tidak ingin ada pengumpulan siswa
secara fisik di Gedung-gedung sekolah,” tuturnya. (red)
BANDA ACEH – Seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) gejala Virus Corona atau dikenal Coronavirus Dissease 2019 (Covid-19) meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh, Senin (23/3/2020).
Kabar tersebut dibenarkan oleh Wakil Direktur Pelayanan RSUDZA Dr. dr. Endang Mutiawati, Sp.S(K) saat dikonfirmasi melalui layanan Whatsapp, Senin (23/3/2020). “Benar sudah meninggal,” kata Wadir Pelayanan dr. Endang Mutiawati.
Dia menambahkan, pasien tersebut
umurnya 56 tahun berstatus PDP. Hasil tes laboratorium pasien PDP tersebut
belum keluar dari Litbangkes Kemenkes Jakarta. “Hasil Swab belum datang” kata
dr. Endang.
Sementara, Juru Bicara Satgas
Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 Aceh Saifullah Abdulgani, mengatakan, pasien
yang meninggal tersebut berinisial AA, yang awalnya di rawat di Rumah Sakit PT.
Arun Lhokseumawe.
“Berikut Kami laporkan bahwa
seorang pasien dengan status pasien PDP menghembuskan nafas terakhir dalam
perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Zainal Abidin Banda Aceh pada pukul 12.45 WIB. Pasien tersebut
inisialnya AA usia 56 tahun, dari Lhokseumawe,” katanya dalam konferensi pers
di Banda Aceh Senin (23/3/2020).
Dikatakannya, pasien tersebut
sempat dirawat di rumah sakit PT Arun Lhokseumawe sebelum akhirnya dirujuk ke
RSUZA, Banda Aceh, pada Jumat (20/3/2020). Dia kemudian ditangani sesuai
standar penanganan pasien PDP.
“Pasien ini pernah melakukan
perjalanan ke Jakarta, Bogor, Surabaya,” jelas Saifullah didampingi
Kadinkes Aceh dr Hanif. (b)
BANDA ACEH – Untuk mengantisipasi menyebarnya virus Corona di Aceh, Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh diminta selalu berkoordinasi dengan pihak Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar, agar warga yang tiba melalui bandara SIM yang dinilai terpapar virus tersebut dapat segera ditangani.
Hal itu disampaikan Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Tarmizi, SP usai memantau kesiapan RSUDZA dalam menangani virus Corona yang kini mewabah, Selasa (28/1/2020). “Perlu saling koordinasi. Jangan lolos dari bandara,” katanya.
Tarmizi bersama sejumlah anggota komisi V DPRA melakukan kunjungan ke RSUDZA, untuk melihat secara langsung persiapan yang dilakukan rumah sakit tersebut bila terdapat pasien yang terpapar virus mematikan itu.
Selain Tarmizi, anggota komisi V DPRA yang berkunjung diantaranya, Iskandar Usman Al-Farlaky, Sofyan, Falevi Kirani, dr. Purnama, Muslim, dan Asib Amin. Sesampai di rumah sakit tersebut, para anggota DPRA disambut Direktur RSUDZA Dr. dr. Azharuddin, Sp.OT. K-Spine, Fics dan sejumlah dokter maupun petugas.
Azharuddin mengatakan RSUDZA telah siap menangani secara khusus bila terdapat pasien suspect coronavirus di Aceh. Dikatakannya, semua pihak jangan terlalu senang dulu bila saat ini belum ada yang terkena virus tersebut, namun perlu beranggapan kapan giliran akan terkena coronavirus. Sebab, di sejumlah negara dan daerah sudah ada yang terpapar.
Meskipun demikian, Azharuddin mengingatkan, agar masyarakat jangan panik dan jangan underestimate (jangan anggap remeh). “Jadi kita RSUDZA selalu siap siaga untuk menangani Corona virus ini. Sebagai pusat rujukan tentunya kita perlu kesiapan kita,” ujarnya.
Menangani kemungkinan virus Corona merambah ke Aceh, pemerintah Aceh menunjuk RSUDZA Banda Aceh dan RS Cut Meutia Lhokseumawe sebagai RS yang menangani pasien tersebut.
Di RSUDZA, telah disiapkan 6 ruangan untuk perawatan yang terletak di lokasi bangunan lama RSUDZA. Selain itu juga disiapkan kamar jenazah khusus dan ruang pemandian jenazah khusus yang tidak sama dengan pasien lain.
Pintu masuk dan keluar pasien virus Corona juga melalui jalur khusus. Selain itu, dokter dan perawat yang menangani pasien juga disiapkan secara khusus, dengan pakaian pelindung diri menyerupai pakaian astronot.
Azharuddin mengatakan, pakaian pelindung itu akan tiba di RSUDZA pekan ini. Namun, bila beberapa hari ini terdapat pasien suspect virus Corona, dokter yang menangani akan menggunakan pakaian pelindung diri yang ada, yang selama ini dipersiapkan untuk menangani pasien HIV. (b)